PR BANDUNGRAYA−Konflik Intan Jaya belum juga usai. Baru-baru ini penembakan yang menyebabkan kematian dua aparat oleh Organisasi Papua Merdeka(OPM).
Papua sampai saat ini masih mendapat ancaman dari OPM. Adanya kontak senjata antara aparat dan OPM mengakibatkan terganggunya proses pemasokan pangan.
Pengungsian warga sipil di Intan Jaya sudah terjadi sejak 17 Desember 2019, pasca penembakan dua anggota TNI, Lettu Inf Erizal Zuhri Sidabutar dan Serda Rizky Ramadhan.
Baca Juga: Haikal Hassan Bicara UU ITE, Kasus Mimpi Berlanjut, Sementara Kasus Pendukung Jokowi Gak Jelas
Saat ini, pengungsi korban konflik antar aparat dan OPM berada di Gereja dan Paroki Santo Misael, Boligai, Intan Jaya.
Berdasarkan data yang diolah dari Gereja dan Pemerintah Kabupaten Intan Jaya, ada 196 orang yang mengungsi di Kab. Intan Jaya dan 81 orang di antaranya belum diketahui identitasnya. Sedangkan, ada 236 orang pengungsi yang berada di luar Kab. Intan Jaya.
Baca Juga: 1 Orang Dilaporkan Tenggelam di Waduk Saguling Diduga Akibat Terseret Arus Saat Berenang
Dikutip dari Pikiran Rakyat.com, Marthen Kuayo mengatakan warga mengalami ketakutan lantaran terdapat kecurigaan dari kedua belah pihak yang saling berkonflik.
Data Polda Papua, selama 2020 Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melakukan 49 aksi teror di tujuh kabupaten.