PR BANDUNGRAYA – Memasuki bulan Oktober, Indonesia akan segera mengumumkan pertumbuhan ekonominya di kuartal ketiga.
Indonesia saat ini tinggal di ujung tanduk yang mungkin saja bisa masuk ke dalam jurang resesi mengikuti Malaysia, Singapura, Fillipina, dan Thailand sebagai negara di kawasan Asia Tenggara yang sudah lebih dulu mengalami resesi.
Pada kuartal kedua, pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar 5.32 persen, itu berarti jika di kuartal ketiga ini pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali minus, maka Indonesia akan sah mengalami resesi seperti yang sudah diperkirakan banyak pihak.
Baca Juga: Jadi Tantangan Baru bagi Para Pelatih Saat Pemain Sepakbola Bisa Absen Kapan Saja
Mengingat dampak dari resesi akan sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat, maka setidaknya ada beberapa hal yang tidak perlu Anda lakukan ketika mengahadapi resesi.
1. Menjadi Cosigner
Mengajukan pinjaman bisa menjadi hal yang sangat berisiko di masa ekonomi yang sulit seperti sekarang.
Jika individu yang mengambil pinjaman tidak melakukan pembayaran yang dijadwalkan, cosigner dapat bertanggung jawab untuk melakukannya.
Selama kemerosotan ekonomi, risiko yang terkait dengan penandatanganan surat bahkan lebih besar, karena orang yang mengambil pinjaman memiliki peluang lebih tinggi untuk kehilangan pekerjaan.
2. Mengambil Hipotek Suku Bunga yang Dapat Disesuaikan