NASA Ungkap Dugaan Penyebab Melemahnya Medan Magnet Bumi

30 Agustus 2020, 08:28 WIB
NASA selidiki melemahnya medan magnet bumi. /PIXABAY

PR BANDUNGRAYA - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyelidiki kondisi medan magnet bumi yang melemah.

Diduga lemahnya medan magnet bumi disebabkan oleh adanya keanehan yang terjadi di Samudra Atlantik Selatan atau South Atlantic Anomaly (SAA).

NASA mencatat adanya pelemahan medan magnet di Amerika Selatan dan Samudra Atlantik bagian Selatan.

Baca Juga: Usai Mengaku Kurang Tampan Sebelum Debut, Baekhyun EXO Bongkar Kelakuan Anehnya saat Masih Trainee

Medan magnet bumi berfungsi sebagai perisai pelindung di sekitar planet, mengusir, dan menjebak partikel bermuatan dari Matahari.

Sebagaimana Pikiranrakyat-bandungraya.com mengutip dari Warta Ekonomi, Minggu 30 Agusstus 2020, NASA menjelaskan, meskipun SAA muncul dari proses di dalam bumi, namun memiliki efek yang menjangkau jauh di luar permukaan bumi. Wilayah tersebut bisa berbahaya bagi satelit orbit rendah bumi yang melewatinya.

Jika sebuah satelit ditabrak oleh proton berkekuatan tinggi, satelit dapat mengalami korsleting dan menyebabkan peristiwa yang disebut gangguan peristiwa tunggal atau SEU.

Baca Juga: Tanpa Promosi, Lagu Baru BTS Dynamite Berhasil Boyong Piala di Music Core

Hal tersebut dapat menyebabkan fungsi satelit mengalami gangguan sementara. Kemungkinan terburuknya bisa mengalami kerusakan permanen.

Untuk menghindari, biasanya operator akan mematikan komponen yang tidak penting pada satelit saat melewati SAA.

Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), yang berada di orbit rendah bumi yang melewati SAA, ISS terlindung dengan baik. Astronot yang berada di dalam satelit aman dari bahaya. Namun, iISS memiliki hal yang terpengaruh lainnya oleh tingkat radiasi yang lebih tinggi.

Baca Juga: Realme Watch Resmi Dirilis, Simak Fitur Canggih yang Hadir dalam Smartwatch Ini

"SAA menyebabkan gangguan pada detektor GEDI dan menyetel ulang papan daya instrumen sekitar sebulan sekali,” kata Bryan Blair, Wakil Peneliti Utama dan Ilmuwan Instrumen Misi, dan Ilmuwan Instrumen Lidar di Goddard.

Ia menegaskan bahwa itu tidak membahayakan GEDI (Global Ecosystem Dynamics Investigation). Blip detektor jarang terjadi dibandingkan dengan jumlah tembakan laser, sekitar blip dalam sejuta tembakan dan peristiwa garis ulang menyebabkan beberapa jam daya hilang, tetapi hanya terjadi sebulan sekali bahkan lebih.

Selain mengukur kekuatan medan magnet SAA, ilmuwan NASA juga telah mempelajari radiasi dari partikel di wilayah tersebut dengan Solar, Anomalous, and Magnetospheric Particle Explorer, atau SAMPEX, misi Small Explorer NASA yang pertama, diluncurkan pada tahun 1992 dan memberikan pengamatan hingga 2012.

Baca Juga: Tercatat sebagai Peserta Aktif tapi Belum Dapat Subsidi Gaji Rp 600.000, Begini Cara Pengaduannya

Satu studi yang dipimpin oleh ahli heliofisika NASA Ashley Greeley sebagai bagian dari teris doktoralnya menggunakan data dua dekade dari SAMPEX untuk menunjukan bahwa SAA perlahan tapi pasti bergerak ke arah barat laut.

Hasilnya membantu mengkonfirmasi model yang dibuat dari pengukuran geomagnetik dan menunjukan bagaimana lokasi SAA berubah seiring dengan evolusi medan geomagnetik.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler