PR BANDUNGRAYA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Kamis, 25 Februari 2021 mengarahkan serangan udara militer AS di Suriah Timur terhadap fasilitas milisi yang didukung Iran.
Dikutip PRBandungRaya.com dari Reuters, serangan pertama kali memiliki ruang lingkup terbatas.
Untuk saat ini, keputusan Joe Biden untuk menyerang hanya di Suriah, AS memberi pemerintah Irak tenggat saat melakukan penyelidikan terhadap serangan pada 15 Februari yang melukai orang Amerika.
Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan bahwa pasukan militer AS melakukan serangan udara terhadap infrastruktur yang digunakan oleh kelompok militan yang didukung Iran di Suriah timur atas arahan Presiden Joe Biden.
Baca Juga: Ditutup Hari Ini! Segera Daftar Kartu Prakerja Gelombang 12, Simak Caranya di Sini
“Presiden Biden akan bertindak untuk melindungi personel Amerika dan Koalisi. Pada saat yang sama, kami telah bertindak dengan cara yang disengaja yang bertujuan untuk menurunkan situasi keseluruhan baik di Suriah timur dan Irak,” kata Juru bicara Pentagon John Kirby.
Juru bicara Pentagon John Kirby menambahkan bahwa serangan itu menghancurkan banyak fasilitas di titik kontrol perbatasan yang digunakan oleh sejumlah kelompok militan yang didukung Iran, termasuk Kata'ib Hezbollah (KH) dan Kata'ib Sayyid al-Shuhada (KSS).
Seorang pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan keputusan untuk melakukan serangan ini dimaksudkan untuk mengirimkan sinyal bahwa meskipun Amerika Serikat ingin menghukum milisi, mereka tidak ingin situasi berubah menjadi konflik yang lebih besar.
Pejabat itu menambahkan bahwa Biden diberikan berbagai opsi dan salah satu tanggapan yang paling terbatas dipilih.