Profil The Goods Dept, Brand Lokal yang Sedang Trending di Twitter Lantaran Cuitan Karyawan yang Kecewa

- 4 November 2022, 19:02 WIB
Profil The Goods Dept, Brand Lokal yang Sedang Trending di Twitter Lantaran Cuitan Karyawan yang Kecewa
Profil The Goods Dept, Brand Lokal yang Sedang Trending di Twitter Lantaran Cuitan Karyawan yang Kecewa /Instagram the goods dept/

BANDUNGRAYA.ID - Profil The Goods Dept, Brand Lokal yang Sedang Trending di Twitter Karena Cuitan Karyawan yang Kecewa.
 
The Goods Dept adalah toko retail yang ada di kawasan Jakarta. Toko tersebut dikelola oleh PT. Cipta Retail Prakarsa.
 
Sejak tahun 2010 silam, toko ini, sudah menjadi pusat utama fashion dan gaya hidup, berkat koleksi fashion dari berbagai macam brand, baik brand lokal, hingga brand mancanegara.
 
Nama Anton Wirjono mungkin belum begitu akrab di telinga masyarakat awam. 
 
Namun, kiprahnya dalam bidang industri kreatif Tanah Air membuktikan prestasi sekaligus perhatiannya pada UMKM penggerak ekonomi bangsa. Ia adalah pemilik The Goods Dept.
 
Anton Wirjono adalah seorang DJ yang kemudian menjadi pelaku bisnis dan berhasil mengembangkan industri dan brand lokal. Anton Wirjono dikenal luas ketika sukses dengan Brightspot Market dan kemudian The Goods Dept.
 
Perlu diketahui bahwa Brightspot Market adalah sebuah marketplace musiman yang memamerkan barang-barang fesyen, musik, dan seni. Konsep ini diakui oleh banyak pelaku industri kreatif berhasil mendorong lahirnya banyak brand-brand lokal seperti Cotton Ink dan Bluesville.
 
Sementara itu Brightspot Market adalah alasan terbesar Anton membangun The Goods Dept. Tujuannya adalah untuk menciptakan lokasi permanen (toko) untuk brand-brand yang sudah memulai bisnisnya di Brightspot Market.
 
Bisnis yang sukses tidak selalu dimulai dengan ide yang orisinil. Demikian yang dilakukan oleh Anton di awal karirnya mengelola acara musik di Jakarta. Dia terinspirasi oleh konsep-konsep cool yang dia perhatikan selama tinggal di Amerika, yang kemudian disesuaikan dengan pasar di Jakarta.
 
Menurut dia, penting untuk bergaul dengan orang-orang yang memiliki pemikiran atau masalah yang sama. 
 
Dalam arti, kalau orang kreatif main sama orang kreatif, kumpulan orang ini bisa menemukan jalan keluar untuk mengekspresikan kreativitas mereka.
 
Konsep acara musik pertamanya misalnya, menggabungkan musik, seni, dan fesyen, terinspirasi dari yang dikerjakan di Amerika dulu. Hasilnya, acara ini berhasil menarik 700-an orang di sebuah klub yang tadinya sepi pengunjung karena dianggap sebagai konsep yang belum pernah ada sebelumnya.
 
Adapun Brightspot Market adalah cara kreatif Anton ketika berpikir untuk nggak terus-terusan menjalankan bisnis event organizer, yang menuntut waktu sangat intens. 
 
Kreatifnya lagi, dia menuangkan strategi dan konsep untuk Brightspot Market dengan menggunakan konsep dari berbisnis musik.
 
Sederhananya, ia menggunakan konsep kurasi pemillihan musik dan musisi untuk mengkurasi brand-brand yang akan dipilih untuk Brightspot Market.
 
Kurasi adalah proses memilih koleksi karya seni yang biasanya diterapkan di museum atau galeri seni rupa. Proses ini kemudian diadaptasi untuk pemilihan musik, produk atau konten menjadi sebuah koleksi tertentu.
 
Anton percaya bahwa di tengah kompetisi bisnis yang sengit, kreativitas manusia akan selalu jadi faktor pembeda dan harus terus diasah. Satu saran dari Anton: bergaul dengan orang-orang yang memiliki pola pikir yang sama.
 
Dalam artian kalau orang kreatif main sama orang kreatif, mereka bisa menemukan cara terbaik untuk mengekspresikan kreativitas mereka.
 
Di 10 tahun perjalanannya bersama para pelaku bisnis muda, Anton menemukan bahwa usaha yang bertahan adalah usaha yang fokus dan terus berinovasi.
 
Inovasi yang dilakukan Anton lakukan adalah dengan membuat The Goods Dept, sebuah toko ritel, untuk tidak mengikuti pakem yang biasa dilakukan oleh toko-toko yang sudah ada walaupun toko dari brand besar sekalipun.
 
Dia menggabungkan konsep belanja dengan nongkrong, menggabungkan konsep toko dan galeri seni, menggabungkan pengalaman berbelanja dan menikmati musik.
 
Fokusnya di musik dan festival musik memberikan kesempatan untuk mengamati gaya followers-nya. Pemilik The Goods Dept itu kemudian menerjemahkan semua ini menjadi sebuah pengalaman berbelanja baru untuk mereka.
 
Penyebab The Goods Dept Trending di Twitter
 
Media sosial saat ini dihebohkan kabar sebuah brand lokal diduga memaksa lebih dari 30 karyawan untuk mengundurkan diri atau ganti rugi kurang lebih Rp 30 juta/orang. 
 
Ironisnya lagi, pegawai yang mengundurkan diri tidak digaji dalam kerjanya di 1 bulan terakhir.
 
Belum jelas brand lokal apa yang dimaksud. Netizen ada yang mengartikannya dengan The Goods Dept dan juga Erigo.
 
Hal itu diketahui dari curhatan salah satu pegawai. Alasan perusahaan melakukan itu karena terdapat banyak barang minus di store setelah dilakukan stock opname pada 19-20 Oktober 2022 yang hasilnya keluar dalam 3 hari.
 
"Hasilnya juga membuat kita Tim Operational Store kaget karena terdapat banyak minus. Total minus dari Store kami sebanyak 1.000 lebih setelah dicompare dengan data Stock Card di Sistem. Kami selaku Tim Operational Store tidak tinggal diam dengan hasil minus tersebut," cuit akun @*i*hL*r*sa*i.
 
Tim Operational Store The Goods Dept pun melakukan penelusuran dan hasilnya diduga ada beberapa barang yang tidak terscan dan tidak ada datanya di dalam hasil stock opname tersebut. Mereka menuding hasil Stock Opname tidak maksimal karena banyak barang yang tidak terscan.
 
Akhirnya dilakukan Stock Opname ulang pada 31 Oktober 2022 karena perusahaan juga kurang yakin dengan hasil sebelumnya. Pada saat itu pihak perusahaan juga menanyakan ke Tim Operational Store kenapa bisa banyak barang minus.
 
Tim Operational Store pun menjelaskan ada beberapa faktor kemungkinan; pertama, dari faktor eksternal karena di bagian pintu keluar masuk sensor tidak berfungsi atau sudah error. Kedua, faktor sistem karena beberapa kali pihaknya menemukan ada transaksi yang tidak memotong quantity.
 
Alasan ketiga karena faktor alokasi barang (transfer out dan transfer in). Keempat karena faktor internal atau ada pegawai mengambil barang tanpa diketahui dan kelima karena kesalahan dari hasil Stock Opname.
 
"Sebenarnya untuk faktor internal kami tidak yakin karena dari total 1.000 lebih qty yang hilang dalam setahun, berarti 1 orang per hari bisa mengambil 4-5 barang. Agak tidak masuk akal dikarenakan setiap adanya transaksi security selalu berada di belakang kasir untuk mengawasi transaksi tersebut, setiap karyawan yang keluar masuk selalu diminta datanya dan dilakukan bodycheck. 
 
Pada saat pulang karyawan selalu diperiksa tasnya dan dilakukan bodycheck lagi dan ada lebih dari 40 titik cctv didalam store," jelasnya.
 
Setelah mendengar penjelasan itu, perusahaan mengambil alih dengan mengganti PIC/ASM/Headstore The Goods Dept. PIC store diminta untuk menandatangi handover jabatan dengan PIC baru dari perusahaan tanpa info sebelumnya.
 
Tiba-tiba pada 28 Oktober 2022 The Goods Dept membuka rekrutmen di Instagram Story. Padahal tidak ada store baru atau store yang membutuhkan tenaga kerja tambahan.
 
Pada 31 Oktober 2022, Operational Manager perusahaan menghubungi Tim Operational Store bahwa tim HR tidak bisa datang keliling store dikarenakan memakan waktu banyak. 
 
Perusahaan malah menyuruh Tim Operational Store termasuk satpam untuk datang ke Head Office yang ada di Tangerang.
 
"Disuruh datang jam 2 siang tetapi diinfo jam 12 siang. Setelah kami tiba di Head Office, pada saat itu TIM security yang dipanggil duluan oleh management. Sedangkan kami menunggu sekitar 2 jam lebih di lapangan," jelasnya.
 
Pada saat itu diskusi terjadi sangat alot dan tidak menemukan solusi. Akhirnya ujungnya disodorkan data-data dan total biaya ganti rugi barang minus tersebut. Pada saat itu PIC harus membayar ganti rugi sekitar ratusan juta dan tidak boleh dicicil atau dipotong dari gaji.
 
"Harus 1 kali pembayaran. (kenapa ganti rugi PIC kami lebih banyak karena dia Headstore jadi persentasenya lebih besar).
Karena tidak bisa mengganti rugi sebesar itu (duit darimana gaji aja kecil, insentif ga dibayar, lemburan ga dibayar)," tuturnya.
 
Dikarenakan pegawai tidak mampu ganti rugi secara tunai, akhirnya manajemen The Goods Dept memberikan solusi agar PIC mengundurkan diri dan membuat pernyataan bahwa mengundurkan diri tanpa paksaan dan dalam keadaan sadar.
 
"Pihak management mengeluarkan kata2 ke PIC kami kalau anda kabur dan tidak mau membuat pernyataan mengundurkan diri perusahaan akan cari anda dimanapun anda berada. Dengan rasa di bawah tekanan dan kelelahan PIC kami pun membuat pernyataan pengunduran diri," imbuhnya.
 
"Setelah semua selesai membuat pernyataan dan menandatanganinya. Kami baru diinfo kami tidak akan mendapatkan gaji bulan ini. Gaji tersebut akan dipakai untuk ganti rugi hasil minus tersebut. Kena jebakan bertubi2. Udh dipaksa resign ga gajian juga dengan alasan untuk ganti rugi," tambahnya.***

Editor: Siti Resa Mutoharoh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x