Network
PR BANDUNGRAYA - Wali Kota Seoul, Korea Selatan, Park Won Soon dilaporkan menghilang oleh putrinya pada Kamis 9 Juli 2020.
Di hari yang sama, Pejabat Pemerintah Metropolitan Seoul mengonfirmasi bahwa Park Won Soon tidak datang bekerja tanpa alasan yang jelas. Dia juga membatalkan semua jadwalnya termasuk pertemuan dengan seorang pejabat Presiden di Kantor Balai Kota Seoul.
Tujuh jam setelah ratusan polisi mencari Park Won Soon di bukit utara Seoul, sang Wali Kota sekaligus aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) itu ditemukan dalam keadaan tak bennyawa di dekat sebuah restoran.
Baca Juga: Hamilton Palace, Istana Megah Bak Buckingham yang Dijuluki sebagai Rumah Hantu Sussex
Dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari Daily Mail, Jumat 10 Juli 2020, tewasnya Wali Kota Seoul merupakan buntut dari laporan sekretarisnya atas aksi pelecehan seksual Park Won Soon terhadap dia dan sejumlah karyawan perempuan lain yang bekerja di Balai Kota Seoul.
Sekretaris Park Won Soon mengaku telah mengalami pelecehan seksual sejak 2017 silam. Tadinya, laporan pelecehan sekretaris ini akan ditayangkan dalam sebuah program televisi pada Kamis malam. Tepat saat Park Won Soon dilaporkan menghilang dan tewas.
Park Won Soon adalah sosok pemimpin yang telah dinilai oleh warga Korea Selatan sebagai calon presiden potensial dalam pemilu 2022 mendatang.
Baca Juga: Jaga Aset Daerah, Pemkab Sumedang Bakal Revitalisasi Terminal Wado dan Pasar Jatigede
Park Won Soon terpilih menjadi Wali Kota Seoul pada Oktober 2011 dengan dukungan Partai Demokrat dan Partai Buruh Demokratik.
Namanya dikenal sebagai sosok pemenang hukum atas kasus pelecehan seksual pertama di Korea Selatan, namun belakangan terkuak bahwa dirinya sendiri dilaporkan oleh rekan kerja wanitanya sebagai pelaku pelecehan seksual.
