PR BANDUNGRAYA - Samuel Paty, seorang guru sejarah di Paris, tewas dipenggal oleh remaja berusia 18 tahun saat perjalanan pulang dari sekolah pada Jumat, 16 Oktober 2020.
Kejadian bermula ketika Paty mengadakan diskusi kelas untuk mata pelajaran pendidikan moral dan kewarganegaraan tentang kebebasan berbicara.
Dalam diskusinya, Paty menunjukan karikatur Nabi Muhammad dari Charlie Hebdo yang memicu kemarahan dari sejumlah orang tua siswa.
Baca Juga: Pimpin Klasemen MotoGP 2020, Joan Mir: Saya Ikut Balapan demi Balapan, Tidak Peduli dengan Kejuaraan
Sebelumnya, Paty telah meminta siswa Muslim untuk meninggalkan kelas, namun ada satu orang siswa Muslim yang tetap tinggal di kelas.
Melalui pernyataan yang unggah di media sosial, orang tua dari siswa itu memprotes tindakan Paty, dan meluapkan amarahnya.
Selain melalui media sosial, aksi protes orang tua tersebut diungkapkan secara langsung dengan mendatangi pihak sekolah serta mengajukan pengaduan resmi ke kantor polisi.
Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Kota Cimahi Hari Ini Senin 19 Oktober 2020, Siapkan Persyaratan dan Meluncur!
Untuk meredakan situasi, pihak sekolah mengadakan pertemuan antara Kepala Sekolah, Guru, dan Pejabat dari Dinas Pendidikan.
Setelah kejadian tersebut, Paty mulai merasa terancam, bahkan memutuskan untuk mengubah rutenya dalam perjalanan pulang.