Usai Tewasnya Guru Samuel Paty di Prancis, RUU Separatisme Islam Tetap Diberlakukan Tahun Depan

- 20 Oktober 2020, 14:34 WIB
Ilustrasi Samuel Paty dipenggal oleh seorang remaja 18 tahun.
Ilustrasi Samuel Paty dipenggal oleh seorang remaja 18 tahun. /Pixabay/PublicDomainPictures

PR BANDUNGRAYA - Seorang imam masjid Prancis, Hassen Chalghoumi, mengatakan bahwa Samuel Paty, guru sejarah yang dipenggal kepalanya adalah seorang martir.

Hassen meminta masjid-masjid di Prancis, mendoakan Samuel Paty yang dipenggal karena menunjukkan karikatur Nabi Muhammad, di kelas untuk kebebasan berbicara.

Hassen yang merupakan imam masjid Drancy di pinggiran kota Paris, memperingatkan terhadap ekstremis Islam, dan meminta orang tua untuk tidak memupuk kebencian terhadap Prancis.

Baca Juga: Karawang Hampir Capai 1.200 Kasus, Berikut 5 Kecamatan Penyumbang Tertinggi Kasus Covid-19

Ditemani oleh para pemimpin Muslim lainnya, Hassen mengatakan kepada wartawan bahwa sudah waktunya bagi komunitas Muslim untuk bangun.

Hassen juga mengatakan bahwa Samuel Paty adalah orang bijak, yang telah mengajarkan toleransi, peradaban, dan rasa hormat kepada orang lain.

Hassen sebagai ketua Konferensi Imam Prancis, Hassen secara teratur menyerukan toleransi antar agama.

Sementara, Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyerukan untuk melawan separatisme Islam.

Macron mengatakan bahwa kelompok radikal Islam telah mengancam, untuk mengambil kendali di beberapa komunitas Muslim di seluruh Prancis.

Prancis telah berjuang melawan militansi Islam yang tumbuh selama bertahun-tahun, namun pemerintah Macron semakin khawatir, terhadap komunitas Muslim yang radikal.

Halaman:

Editor: Bayu Nurulah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x