Usai Penantian Covid-19, Dua Koinobori Raksasa Beribar Lagi di Jepang

- 22 Oktober 2020, 09:25 WIB
Pita ikan mas raksasa terbang tinggi di atas kerumunan di Kazo, Prefektur Saitama, pada 3 Mei 2015.
Pita ikan mas raksasa terbang tinggi di atas kerumunan di Kazo, Prefektur Saitama, pada 3 Mei 2015. /Dok. Asahi Shimbun

PR BANDUNGRAYA - Dua Koinobori (pita ikan mas) raksasa dikeluarkan dari penyimpanan dan ditayangkan di luar pada tanggal 21 Oktober kemarin di Prefektur Saitama, Jepang. 

Spanduk koinobori ini dapat berkibar lagi setelah perayaan tahun ini dibatalkan karena pandemi virus corona yang melanda di seluruh dunia, khususnya Jepang. 

Kota ini terkenal karena memproduksi pita (koinobori) yang secara tradisional dikibarkan di rumah-rumah di seluruh negeri untuk merayakan Festival Anak Laki-Laki pada 5 Mei. 

Baca Juga: Jadwal Pemadaman Listrik Wilayah Cianjur Hari Ini, Kamis 22 Oktober 2020

Salah satu spanduk yang harus dikibarkan dengan derek besar dipasang di tepi sungai Tonegawa untuk menerangi langit di atas. Biasanya diberlakukan pada 3 Mei setiap tahun. 

Sejarah singkatnya, Koinobori merupakan seperangkat bendera berbentuk ikan mas (koi) yang mangambang dan mengepak diudara pada perayaan hari anak-anak yang berlangsung dari April hingga Mei. 

Ikan koi dianggap sebagai simbol peningkatan dan juga kekuatan di Jepang. Diyakini bahwa perumpamaan ikan koi yang menanjak air terjun sungguh mengesankan banyak orang pada zaman dahulu kala. Hari anak-anak merupakan perayaan untuk anak laki-laki, sehingga ikan koi juga sering dihubungkan dengan anak laki-laki. 

Baca Juga: Hasil Pertandingan, Shakhtar Donetsk Meraih Tiga Poin Setelah Kalahkan Real Madrid

Melansir dari Asahi, streamer atau pita-pita ini terakhir ditayangkan publik pada musim gugur 2019. 

Para pegawai pemerintah kota bergabung dengan sukarelawan untuk menyebarkan spanduk generasi ketiga dan keempat, masing-masing berukuran panjang sekitar 100 meter, di atas rumput di Taman Kazo Hanasaki dan merangkak di atasnya untuk memeriksa apakah ada air mata. Generasi ketiga 'pensiun' tujuh tahun lalu. 

Halaman:

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Asahi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x