Islamofobia Merajalela, Organisasi HAM Muslim Nilai Prancis Sudah Tidak Aman

- 27 Oktober 2020, 08:24 WIB
Ilustrasi negara Prancis.
Ilustrasi negara Prancis. /@Free-Photos/PIXABAY

"Karena alasan ini, apapun hasil dari upaya pemerintah untuk membubarkan CCIF, kami telah memutuskan untuk memperluas kegiatan kami secara internasional, untuk memastikan kelangsungan tujuan kami dan melindungi tim kami," katanya melanjutkan.

Dilansir dari Anadolu Agency, otoritas Prancis baru-baru ini meluncurkan program investigasi terhadap organisasi Muslim di Prancis secara besar-besaran, menyusul insiden pembunuhan guru di Paris beberapa waktu yang lalu.

Baca Juga: Minat Staycation Meningkat Jelang Libur Panjang 2020, Ini Rekomendasi Penginapan Diskon di Bandung

Samuel Paty merupakan seorang guru sejarah dan geografi di Bois-d'Aulne College, yang dipenggal kepalanya oleh Abdullakh Anzorov, seorang imigran Muslim.

Diketahui bahwa Samuel Paty menunjukkan karikatur Nabi Muhammad dari publikasi majalah satir Charlie Hebdo saat tengah mengajar kelas mengenai kebebasan berekspresi.

Umat Muslim di Prancis mengutuk insiden tersebut, dan menekankan bahwa serangan tersebut merupakan justifikasi dari para ekstremis Islam yang menyalahgunakan agama untuk kepentingan mereka sendiri.

Baca Juga: Covid-19 di Kota Cimahi Hampir 550 Kasus, Berikut 10 Kelurahan Tertinggi Peta Sebarannya

Selain itu, para pemimpin di dunia menyatakan keprihatinan mereka atas serangan yang baru-baru ini kembali menstigmatisasi Muslim Prancis dengan sentimen Islamofobia.

Sejak minggu lalu, pemerintah Prancis telah mengumumkan bahwa pihaknya akan menyelidiki 51 organisasi Muslim yang beroperasi di Prancis, termasuk CCIF.

Beberapa waktu yang lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga memberikan pernyataan yang menuai kontroversi karena dinilai mengandung unsur Islamofobia.***

Halaman:

Editor: Abdul Muhaemin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x