Atasi Kemarahan dari Pendukung Donald Trump, Facebook dan Twitter Batasi Penyebaran Informasi Hoaks

- 7 November 2020, 17:00 WIB
Laman Facebook.
Laman Facebook. /PIXABAY/Simon Steinberger

PR BANDUNGRAYA - Facebook dan Twitter kini tengah berjuang untuk menahan kemarahan yang meningkat dari pendukung Donald Trump di media online.

Facebook kali ini telah memberlakukan tindakan darurat untuk mempersulit pengguna membagikan unggahan yang berisi informasi menyesatkan dan untuk membatasi sirkulasi streaming.

Perusahaan media sosial itu juga telah memperluas label peringatannya dari unggahan kandidat politik ke jaringan yang lebih luas.

Baca Juga: Kepala Staf Gedung Putih, Mark Meadows Dilaporkan Terinfeksi Virus Corona

Facebook juga memutuskan untuk menutup grup "Hentikan Pencurian", yang telah mengumpulkan lebih dari 360.000 pengikut hanya dalam sehari, dengan mengatakan bahwa mereka prihatin dengan seruan untuk kekerasan dari beberapa anggota grup.

Tindakan tersebut memicu protes dari para pendiri grup, 'Women for America First' yang pro terhadap Donald Trump, yang juga mengeluh bahwa akun mereka di MailChimp, layanan email grup, telah ditangguhkan.

“Apakah ini cara media sosial memperlakukan pengunjuk rasa Black Lives Matter?” tutur Chris Barron, juru bicara grup, di Twitter, dilansir Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari laman Arstechnica.

Grup pribadi beranggotakan 79.000 orang lainnya bernama Stand Up Michigan to Unlock Michigan juga ditutup oleh Facebook.

Baca Juga: Irene Red Velvet Kini Kembali Tampil di Video Teaser Season Greeting Setelah Hilang karena Skandal

Paul Barrett, wakil direktur Pusat Bisnis dan Hak Asasi Manusia di NYU Stern, mengakui bahwa Facebook dan platform lain telah "jauh lebih agresif" dalam pemilihan ini dalam memberi label pada unggahan dan menghapus grup online yang berpotensi berbahaya.

Halaman:

Editor: Bayu Nurulah

Sumber: Arstechnica


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x