BANDUNGRAYA.ID - Saat bulan Ramadhan, masyarakat umat Muslin dewasa diwajibkan menjalankan ibadah puasa. Namun, bagaimana dengan anak-anak? Sejauh mana mereka harus terlibat dalam praktik puasa?

Menurut Ustaz Adi Hidayat, seorang ahli dalam agama Islam, ada beberapa pertimbangan penting yang harus dipahami oleh orang tua terkait usia ideal anak untuk belajar puasa.

Ustaz Adi Hidayat menyoroti masalah ini dengan bijak. Dia menegaskan bahwa, meskipun anak-anak belum diwajibkan untuk berpuasa sebelum mencapai usia baligh, orang tua harus tetap memberikan latihan dan pembiasaan kepada mereka.

Menurut Ustaz Adi Hidayat, persiapan latihan puasa bagi anak-anak terkait dengan dua faktor utama: usia anak sebelum baligh dan kemampuan anak itu sendiri. 

Dia menekankan bahwa setiap anak memiliki rentang usia baligh yang berbeda-beda, tergantung pada jenis kelamin dan perkembangan fisik serta mental mereka. 

Anak perempuan dianggap baligh saat mengalami menstruasi (haid), sedangkan anak laki-laki ketika mengalami tanda-tanda tertentu dalam mimpi atau ketika akal penalaran mereka telah sempurna.

"Berbeda-beda kan, ada yang 13, ada yang 15 usianya (saat baligh). Namun poinnya, sebelum sampai ke situ (usia baligh), sepanjang dia punya kemampuan itu boleh berpuasa," kata Ustadz Adi Hidayat, dikutip dari tayangan YouTube Adi Hidayat Official pada Rabu, 20 Maret 2024.

Latihan Puasa Sejak Dini

Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa anak-anak bisa mulai diperkenalkan dengan latihan puasa sejak dini, sebelum mencapai usia baligh, sesuai dengan kemampuan mereka. 

Hal ini bertujuan agar ketika tiba saatnya anak wajib berpuasa, mereka sudah terbiasa dan memahami prosesnya. Tidak ada batasan usia yang pasti untuk memulai latihan puasa; bahkan anak usia 4 tahun, 5 tahun, atau 6 tahun bisa mulai berlatih, sesuai dengan kemampuan dan pemahaman mereka.