Turut Andil dalam Penemuan Obat Corona, Indonesia Ikut Program Uji Coba Vaksin dari WHO

- 16 Mei 2020, 17:05 WIB
ILUSTRASI vaksin virus corona.*
ILUSTRASI vaksin virus corona.* /Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Koordinator nasional Organisasi Kesehatan Dunia WHO, Irmansyah, mengatakan bahwa Indonesia telah didaftarkan untuk mengikuti program uji coba global atau solidarity trial vaksin virus corona Covid-19.

Program solidarity trial virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok ini dikoordinasin oleh WHO.

"WHO akan menyusun protokol (mengenai uji coba vaksin, red), rasanya sudah final, nanti akan disebarkan. Kita sudah mendaftarkan diri untuk solidarity trial vaccine ini," kata Irmansyah pada Jumat 15 Mei 2020 sebagaimana dilaporkan Antara.

Baca Juga: Cek Fakta: Gara-gara PSBB Manusia Dikabarkan Bertelur, Pertanda Kiamat Sudah Dekat, Simak Faktanya

Layaknya uji coba obat-obatan Covid-19 lain, solidarity trial untuk vaksin ini bertujuan mempercepat proses pemeriksaan dan penentuan vaksin untuk penyakit akibat virus corona jenis SARS-CoV-2.

Umumnya, kata Irmansyah, proses pengembangan vaksin akan memakan waktu sekira belasan tahun. Namun saat penentuan vaksin Ebola, peneliti hanya membutuhkan waktu kurang lebih empat tahun.

"Covid-19 ini (ditemukan, red) mungkin akhir tahun lalu, dan (virus, red) berhasil diisolasi mungkin awal tahun ini atau akhir tahun lalu, dan (vaksin, red) itu sudah ditargetkan tidak lebih dari satu tahun atau tahun ini. Itu percepatan yang luar biasa, sangat menjanjikan," ucap Irmansyah.

Baca Juga: Jelang Episode Terakhir, The World of the Married Cetak Rekor Sejarah TV Korea

Sementara, lewat laman resminya, WHO menyebutkan saat ini ada sekira 120 vaksin yang telah diusulkan dari berbagai negara di dunia untuk Covid-19.

Dari ratusan vaksin, hanya enam yang telah memasuki uji klinis dan 70 lainnya masih menjalani evaluasi praklinis. Uji klinis merupakan tahapan vaksin dapat diuji coba ke manusia.

Menurut dokumen yang disusun WHO, beberapa vaksin yang diuji untuk Covid-19 telah digunakan untuk penyakit sejenis seperti MERS, SARS, Influenza, Tuberkulosis, dan beberapa penyakit lain, seperti Ebola, Chikungunya, Zika, MenB, Flu A, Hepatitis C, dan H7N9.

Baca Juga: Bercita-cita Menjadi Petinju, Pria Tua Benturkan Kepalanya ke Pohon Setiap Hari

Merujuk pada dokumen yang sama, produsen vaksin merupakan perusahaan bioteknologi dan institut yang beberapa di antaranya berasal dari Tiongkok, Inggris, Amerika Serikat, Swedia, Jepang, Kanada, Italia, India, Jerman, Spanyol, dan Rusia.

Di Indonesia sendiri, salah satu badan usaha milik negara (BUMN), PT Bio Farma juga berupaya mengembangkan vaksin.

Menurut penuturan Direktur Operasi PT Bio Farma, M, Rahman Roestan, BUMN tersebut telah menjalin kerja sama dengan lembaga riset dalam negeri melalui konsorsium nasional Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional).

Baca Juga: Cek Fakta: Gara-gara PSBB Manusia Dikabarkan Bertelur, Pertanda Kiamat Sudah Dekat, Simak Faktanya

Kerja sama juga dijalin dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT), Lembaga Eikjman, serta lembaga riset luar negeri.

"(Salah satu, red) pendekatan untuk pengembangan vaksin Covid-19 ini yang pertama adalah mencari partner (mitra, red) dari luar negeri untuk mendapatkan transfer teknologi," kata Rahman.

"Kita bekerja sama dengan institut riset, salah satunya dengan CEPI (Koalisi untuk Inovasi Persiapan Epidemi) di Norwegia. Kita juga cari yang sudah siap, salah satunya manufacturer (produsen vaksin, red) di China," tutur dia.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x