Hindari Konsumsi Paracetamol, Benarkah Sirup Penurun Demam Anak itu Berbahaya? IDAI Bilang Begini

- 19 Oktober 2022, 11:21 WIB
Hindari Konsumsi Paracetamol, Benarkah Sirup Penurun Demam Anak itu Berbahaya? IDAI Bilang Begini
Hindari Konsumsi Paracetamol, Benarkah Sirup Penurun Demam Anak itu Berbahaya? IDAI Bilang Begini /pixabay/Original_Frank

BANDUNGRAYA.ID - Hindari Konsumsi Paracetamol, Benarkah Sirup Penurun Demam Anak itu Berbahaya? IDAI Bilang Begini.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau para orang tua untuk waspada dengan kasus gagal ginjal akut pada anak.

Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso menganjurkan untuk menghindari paracetamol.

Baca Juga: Siapa Sosok R yang Alim Pembuat Video Asusila? Hard Gumay Blak-blakan Soal Ciri-cirinya

"Dugaan dari Gambia, Afrika, ada dietilen glikol dan etilen glikol pada sirup obat," jelas Piprim.

"Untuk kewaspadaan dini, kita hindari dulu obat sirup sambil diawasi ada tidaknya obat itu di Indonesia," tambahnya.

Anjuran ini  disampaikan Piprim melalui siaran langsung Instagram IDI menyusul temuan kasus gagal ginjal akut pada anak di Gambia.

Baca Juga: Dapat Notfikasi dari BRI? Selamat Anda Kebagian BLT UMKM Rp600 Ribu Oktober 2022 Tanpa Cek di Eform BPUM

Menurut Piprim, saat ini banyak produk obat antibiotik mengandung paracetamol yang beredar di pasaran.

Produk tersebut menjadi andalan bagi orang tua untuk menurunkan demam pada anak.

"Yang dihadapi sekarang adalah obat sirup paracetamol atau obat pilek batuk lainnya yang ada campuran dietilen glikol dan etilen glikol. IDAI merekomendasikan ke Kemenkes agar hindari dulu konsumsi obat tersebut," terang Piprim.

Anjuran IDAI merupakan bentuk kewaspadaan dini yang bisa orang tua terapkan sebagai pembelajaran kasus gagal ginjal akut di Gambia.

Piprim menyarankan orang tua kembali menggunakan metode konservatif untuk menurunkan demam pada anak.

Baca Juga: Apakah Anak Anda Mengalami Gejala Ini? WASPADA, Ayah Bunda Cek Ciri-ciri Gagal Ginjal di Sini

Cara yang bisa dilakukan orang tua yaitu memberikan istirahat yang cukup pada anak dan tidak menggunakan antibiotik.

Menurut informasi dari WHO, obat sirup di Gambia yang bermasalah yaitu Promethazine Oral Solution dan Kofexmalin Baby Cough Syrup.

Selain itu, Makoff Baby Cough Syrup dan Magrip N Cold Syrup juga diduga menjadi sumber masalah.

Keempat produk tersebut diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, India.

Sementara di Indonesia, IDAI menemukan 192 kasus gagal ginjal akut pada anak sejak Januari 2022 hingga saat ini.

DKI Jakarta menempati jumlah laporan terbanyak yang mencapai 50 kasus, Jawa Barat 24 kasus, dan Jawa Timur 24 kasus.

Sedangkan, temuan kasus di Sumatera Barat sebanyak 21 kasus.

BPOM pada Sabtu, 15 Oktober 2022 telah merilis pernyataan bahwa keempat produk yang ditarik di Gambia tidak terdaftar di Indonesia.

Menurut BPOM, hingga saat ini produk dari produsen Maiden Pharmaceutical Ltd, India tidak ada yang terdaftar di BPOM.

Sebagai langkah perlindungan terhadap masyarakat, BPOM telah menetapkan persyaratan pada saat registrasi obat.

Semua produk obat sirup untuk anak maupun dewasa tidak diperbolehkan menggunakan dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG).***

Editor: Siti Resa Mutoharoh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x