PR BANDUNGRAYA - Pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menjadi perbincangan hangat. Kelembutan dan ketenangan sosok Jokowi hilang begitu saja melihat kinerja para menteri yang terkesan tidak serius dalam menangani pandemi Covid-19 selama tiga bulan terakhir.
Dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana pada 18 Juni 2020 lalu yang berlangsung tertutup, Jokowi mengaku jengkel dan berencana membubarka maupun melakukan reshuffle terhadap jajaran kabinet.
Kendati telah berlangsung sejak 18 Juni 2020 lalu, Sekretariat Presiden baru mempublikasikan pidato Jokowi pada Minggu, 28 Juni 2020. Ada rentang waktu selama 10 hari hingga video pidatonya dikonsumsi 267 juta rakyat Indonesia.
Baca Juga: Selamatkan Nyawa Pria Tua, Kucing Heroik Ini Mendapatkan Penghargaan
Dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari RRI, Senin 29 Juni 2020, Pakar Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing berpendapat bahwa Presiden Jokowi sengaja memberikan waktu 10 hari kepada para menteri untuk melakukan intropeksi diri.
"Saya berpendapat Presiden memberikan rentang waktu dulu 10 hari. Namun, selama 10 hari ini tidak ada terobosan dari Menteri," ucap Emrus, pada Senin 29 Juni 2020.
Ketika tak ada terobosan, kata dia, maka perlu disampaikan kepada masyarakat, agar mereka mengetahui.
Baca Juga: Facebook Akan Susul WhatsApp Sediakan Fitur Dark Mode bagi Pengguna Telepon Seluler
"Sehingga perlu enggak disampaikan kepada masyarakat? Supaya masyarakat juga mencubit para menteri itu," tutur dia.
Menurutnya, ada dua hal yang perlu digarisbawahi dari perkataan Presiden Jokowi yakni "Apa-apaan ini" dan "Saya sangat jengkel".