Anak Pengurus GP Ansor Alami Diffuse Axonal Injury, Sebenarnya Itu Penyakit Apa?

- 25 Februari 2023, 13:03 WIB
Anak Pengurus GP Ansor Alami Diffuse Axonal Injury, Sebenarnya Itu Penyakit Apa?
Anak Pengurus GP Ansor Alami Diffuse Axonal Injury, Sebenarnya Itu Penyakit Apa? / Tangkap Layar @Instagram gusyaqut/



BANDUNGRAYA.ID - Anak pengurus GP Ansor alami Diffuse Axonal Injury, aebenarnya itu penyakit apa?

Kasus viral anak pejabat Ditjen pajak dan anak pengurus GP Ansor masih menjadi buah bibir.

Semua hal tentang anak pengurus GP Ansor (David) dan anak pejabat Ditjen pajak (Mario Dandy) ingin diketahui oleh para netizen, termasuk kondisi David.

Baca Juga: Bandung Barat Rasa Jepang, Inilah 2 Tempat Wisata Terfavorit di Bandung Raya Cocok untuk Healing!

Anak pengurus GP Ansor itu alami sebuah penyakit usai kejadian penganiayaan tersebut.

Dilansir oleh BandungRaya.id (BR) dari Pikiran-Rakyat.com, bahwa anggota Bidang Cyber dan Media PP GP Ansor, Ahmad Taufiq menuturkan pernyataan terkait kondisi David.

Anak pengurus GP Ansor tersebut mengalami Diffuse Axonal Injury.

Lantas, apa sebenarnya penyakit Diffuse Axonal Injury itu? simak selengkapnya.

Baca Juga: Penting! Inilah Syarat Sebelum Beli Tiket Lebaran Kereta Api 2023, Jangan Sampai Terlewat

Sejarah Singkat

Diffuse Axonal Injury (DAI) adalah cedera aksonal difus dalam Bahasa Indonesia.

DAI ini pertama kali diperkenalkan oleh Sabrina Strich, pada tahun 1956 dengan nama lain, yaitu Diffuse Degeneratif of White Matter.

Kemudian pada tahun 1980, istilah penyakit tersebut lebih dikenal dengan Diffuse Axonal Injury.

Pada tahun 1956, Strich meneliti hubungan antara demensia dan trauma kepala.

Baca Juga: SADIS! Ternyata Begini Kronologi Penganiayaan yang di Lakukan Mario Dandy kepada Anak GP Anshor

Kemudian menegaskan bahwa DAI memiliki peran penting dalam perkembangan akhir demensia yang disebabkan oleh trauma di kepala.

Lantas, Diffuse Axonal Injury Penyakit Apa?

DAI atau cedera aksonal difus adalah keadaan saat penderita mengalami kehilangan kesadaran dalam jangka waktu yang lama.

Kehilangan kesadaran ini terjadi pada awal cedera dan berlanjut hingga lebih dari enam jam.

Pada DAI, terjadi lesi (keadaan jaringan yang abnormal) yang luas di dalam saluran white matter (bagian dari otak).

Hal ini merupakan penyebab utama dari ketidaksadaran penderita dan dapat memburuk menjadi keadaan koma (seperti yang terjadi pada David) setelah trauma kepala terjadi.

Faktanya, 90% pasien DAI berat yang mengalami koma, tidak pernah sadar kembali.

Penyebab Pasien Terkena Diffuse Axonal Injury

DAI pada umumnya disebabkan karena cedera kepala saat penderita jatuh dan berkelahi.

Namun, penyebab DAI yang paling sering karena kecelakaan kendaraan bermotor dan kekerasan pada anak (Shaken Baby Syndrome).

Kondisi Tubuh Pasien Pasca DAI

Beberapa hal bisa terjadi setelah seseorang menderita DAI, dalam sisi psikologis dan lainnya.

Salah satunya menjadi gugup dan mudah tersinggung. Ini merupakan manifestasi dari rasa frustasi, kecemasan karena kehilangan fungsi intelektual.

Nyeri kepala dan bahkan vertigo menjadi kondisi selanjutnya. Hal ini umum terjadi karena ketegangan pada otot kepala.

Hal ini juga berpengaruh pada kondisi seksual penderita. Efek ini merupakan salah satu masalah besar.

Lantas, sindrom pasca DAI ini sampai kapan? biasanya dapat bertahan cukup lama bahkan tak kunjung sembuh.

Hal ini bisa saja terjadi karena akibat dari adanya rasa depresi atau cemas.

Makin parah kondisi penderita, makin depresi dan cemas pula, sehingga penyembuhan akan semakin lama.

Maka dari itu, dukungan moral, moril, dan materiil sangat dibutuhkan oleh penderita DAI.***

Editor: Resa Mutoharoh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x