28 Oktober: Sejarah Peringatan Sumpah Pemuda dan Kongres Pertama, Kedua, dan Ketiga

- 27 Oktober 2023, 19:36 WIB
28 Oktober: Sejarah Peringatan Sumpah Pemuda dan Kongres Pertama, Kedua, dan Ketiga
28 Oktober: Sejarah Peringatan Sumpah Pemuda dan Kongres Pertama, Kedua, dan Ketiga /Freepik/

BANDUNGRAYA.ID - Peringatan Hari Sumpah Pemuda, yang jatuh setiap tanggal 28 Oktober, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia. Untuk memahami makna perayaan ini, mari telaah sejarah peringatan Sumpah Pemuda sejak Kongres pertama hingga Kongres ketiga yang membentuk dasar perayaan ini.

Kongres Pertama

Pada tanggal 27 Oktober 1928, Kongres pertama para pemuda Indonesia diadakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Dalam sambutan Kongres ini, Soegondo berharap pertemuan ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda.

Pada Kongres pertama ini, Moehammad Jamin menguraikan pentingnya lima faktor dalam memperkuat persatuan Indonesia, yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Kongres Kedua

Kongres kedua, yang berlangsung pada tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, dalam kesepakatan, menyatakan bahwa anak-anak harus mendapatkan pendidikan kebangsaan yang seimbang antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak-anak juga harus dididik secara demokratis.

Kongres Ketiga

Kongres ketiga menyoroti pentingnya nasionalisme dan demokrasi dalam konteks gerakan kepanduan. Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan, sementara Ramelan mengemukakan bahwa gerakan kepanduan tidak dapat dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak tentang disiplin dan kemandirian, kualitas yang sangat diperlukan dalam perjuangan.

Kongres ketiga ditutup dengan penyampaian lagu "Indonesia" yang diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman, yang disambut meriah oleh peserta kongres.

Sumpah Setia: Cikal Bakal Sumpah Pemuda

Sebelum kongres ini ditutup, para pemuda hadir mengumumkan rumusan hasil akhir pertemuan. Mereka menyusun rumusan tersebut sebagai Sumpah Setia yang berbunyi:

"Pertama,
Kami Poetera Dan Poeteri Indonesia,
Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe,
Tanah Indonesia.
Kedoea,
Kami Poetera Dan Poeteri Indonesia,
Mengakoe Berbangsa Jang Satoe,
Bangsa Indonesia.
Ketiga,
Kami Poetera Dan Poeteri Indonesia,
Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean,
Bahasa Indonesia."

Halaman:

Editor: Resa Mutoharoh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x