Network
BANDUNGRAYA.ID - Dosen dari Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM, Arya Budi, memberikan analisis terkait peluang PDI Perjuangan dan PKS untuk bersatu sebagai oposisi terhadap pemerintahan periode 2024-2029.
Meskipun ada potensi bagi kedua partai ini untuk menjadi oposisi, kemungkinan mereka bersatu di luar pemerintahan terbilang kecil.
Menurut Arya, PDI Perjuangan dan PKS memiliki logika politik masing-masing yang mendorong mereka untuk menjalankan peran oposisi demi menjaga keseimbangan kekuasaan dalam sebuah pemerintahan yang demokratis.
Mekanisme checks and balances ini diharapkan dapat mengawasi dan mengimbangi kekuasaan lembaga negara lainnya, sesuai dengan semangat reformasi dan konstitusi UUD 1945.
Arya memberikan perumpamaan bahwa PDI Perjuangan dan PKS seperti minyak dan air yang tidak bisa bercampur. Hal ini disebabkan oleh jarak ideologi yang terlalu besar di antara keduanya, sehingga sulit untuk bersatu dalam sebuah kerangka politik yang sama.
Meskipun demikian, Arya melihat kemungkinan terbesar bagi kedua partai ini adalah berada di luar pemerintahan dan menjalankan perannya masing-masing sebagai oposisi.
Dalam konteks ini, mereka tetap dapat mengkritisi pemerintahan dan menarik dukungan dari pemilih yang tidak mendukung pemerintahan saat ini.
Namun, Arya juga menekankan bahwa kemungkinan bersatunya kedua partai ini sebagai oposisi memiliki persentase kecil, karena dibutuhkan motivasi besar dan kesamaan ideologi serta platform politik.
Sebaliknya, jika kedua partai tersebut berada di dalam pemerintahan, kemungkinan untuk bersatu akan lebih mudah meskipun memiliki perbedaan ideologi yang besar.
