BANDUNGRAYA.ID – Suhu politik di Jawa Timur mulai memanas menjelang Pilkada 2024, dengan tiga bakal pasangan calon yang siap bertarung memperebutkan kursi Gubernur dan Wakil Gubernur.
Mereka adalah petahana Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elistianto Dardak, Tri Rismaharini dan Zahrul Azhar Asumta, serta Luluk Nur Hamidah yang berpasangan dengan Lukmanul Khakim.
Ketiga pasangan ini, dengan latar belakang politik dan pemerintahan yang beragam, berusaha merebut hati warga Jawa Timur. Rekam jejak mereka menjadi modal kuat dalam kontestasi kali ini, namun persaingan tetap ketat dengan berbagai strategi politik yang mulai terlihat. Survei terbaru menunjukkan bahwa Khofifah-Indar masih unggul, namun perjalanan politik ini masih panjang dan dinamis.
Khofifah-Indar: Petahana dengan Dukungan Koalisi Besar
Khofifah Indar Parawansa, gubernur petahana yang juga mantan Menteri Sosial, kembali mencalonkan diri bersama Emil Dardak, wakilnya saat ini. Khofifah memulai karier politik sejak era 90-an, saat menjadi anggota DPR RI, dan terus menunjukkan konsistensi dalam kancah politik nasional maupun lokal.
Di Pilkada 2024, pasangan Khofifah-Emil diusung oleh koalisi besar, terdiri dari 14 partai politik, mulai dari partai-partai besar seperti Gerindra, Golkar, hingga partai non-parlemen seperti PSI dan Partai Gelora. Koalisi ini mencerminkan besarnya dukungan politik yang mereka terima. Kendati demikian, kemenangan tidak bisa dianggap mudah. Berada di puncak survei belum menjadi jaminan pasti, apalagi dengan dinamika politik yang sering kali berubah dalam hitungan minggu.
Baca Juga: Menkominfo Sebut Aplikasi Pinjol Jangan Diblokir Pemerintah, Ternyata Ini Alasannya
Risma: Mantan Wali Kota Surabaya Siap Tempur di Jawa Timur
Tri Rismaharini atau yang akrab disapa Risma, adalah nama besar lainnya di kontestasi Pilgub Jatim 2024. Setelah sukses memimpin Kota Surabaya selama dua periode, Risma beralih ke politik nasional sebagai Menteri Sosial. Kini, ia kembali ke medan lokal, berpasangan dengan Zahrul Azhar Asumta, dan diusung oleh PDI Perjuangan serta Partai Hanura.
Sebagai salah satu perempuan paling berpengaruh di Indonesia, Risma membawa rekam jejak keberhasilannya di Surabaya, terutama dalam pembangunan infrastruktur dan penanganan masalah sosial. Meski survei awal menempatkan Risma di urutan kedua, tim pemenangan tetap optimis bahwa elektabilitasnya akan meningkat seiring dengan strategi kampanye yang lebih intensif.