BANDUNGRAYA.ID - Piala Dunia 2022 Qatar tak dimungkiri menjadi turnamen sepakbola global yang menyakitkan bagi pemain sehebat Neymar.
Bintang skuad Brasil itu mengaku secara psikis dirinya tak akan mampu move on dalam waktu singkat.
Langkah Brasil ke babak semifinal mendapat perlawanan yang cukup dramatis.
Setelah hasil imbang di 90 menit babak utama, Neymar akhirnya memecah kebuntuan Brasil kontra Kroasia dengan sumbangan satu gol di perpanjangan waktu di 15 menit babak pertama tambahan waktu.
Tak mau kalah, Kroasia membalas gol lewat gol yang dicetak Bruno Petkovic pada menit ke-117. Ditahan imbang 1-1, akhirnya Neymar dan kawan-kawan dipaksa adu penalti.
Di situlah drama babak perempat final bagi Brasil mencapai fase antiklimaks. Difavoritkan menjadi juara, Kroasia justru sukses pecundangi pasukan Tite 4-2 lewat adu penalti.
Tak pelak kekalahan tragis itu membuat skuad terpukul. Terlebih Neymar, pemain bintang yang digadang-gadang akan menorehkan prestasi gemilang.
Kekalahan itu dinilai menjadi pemicu dirinya lama terdiam duduk di lapangan sambil sesenggukan.
Tangkapan kamera bahkan sempat merekam bagaimana Neymar harus dibujuk oleh official team dan sesama pemain untuk bangkit.
Namun, terjadi sebuah kejadian menarik di saat sang bintang sedang berusaha beranjak. Seorang anak kecil menghampiri Neymar.
Bocah laki-laki itu diketahui memakai kaos jersey kesebelasan Kroasia dengan nomor punggung 4 dan bertuliskan nama Leo.
Usut punya usut ternyata bocah laki-laki itu merupakan anak dari Ivan Perisic, salah satu penggawa Kroasia.
Sempat dicegah official team untuk mendekati Neymar, akhirnya bocah tersebut disambut hangat oleh Neymar.
Neymar pun menjabat tangan Leo dan memeluknya. Peristiwa unik tersebut tertangkap kamera dan ramai beredar di socmed.
Sang ayah, Ivan Perisic, pun tak mau ketinggalan. Ia mengunggah video singkat itu dalam Instagram Reel-nya seraya membubuhi caption:
"Obrigado Neymar...It means a lot to him..." (Terima kasih Neymar...Itu sangat berarti baginya).
Momen pelukan singkat Neymar dan Leo tentu membuat hati warganet lumer. Anak sekecil itu ternyata juga memiliki sense of empathy.
Terlepas sikapnya murni menunjukkan empati atau karena melihat kebintangan Neymar, hal itu seakan menguatkan bahwa sepakbola memang bisa menyatukan semua orang. Sepakbola juga identik dengan sportivitas.***