PR BANDUNGRAYA – Perwakilan dari Komite Pengendalian Covid-19 UNICEF, Arief Rukmantara mengatakan bahwa anak-anak merupakan kelompok yang paling dirugikan atau menjadi korban dampak pandemi Covid-19 karena terbebani dari berbagai aspek.
Anak-anak tidak punya sumber daya yang mumpuni untuk memutuskan bagaimana keluar dari krisis kesehatan ini.
Maka dari itu anak-anak membutuhkan belajar di sekolah dengan hadir secara fisik meski saat ini masih situasi pandemi.
Baca Juga: Rekor! Cileunyi Tambah 10 Kasus, Berikut Update Corona Kabupaten Bandung Hari Ini 25 November 2020
Sekolah untuk anak bukan hanya sekedar menerima pendidikan secara kognitif tetapi menyangkut hal lain yang tidak bisa didapatkan dari kegiatan belajar secara daring.
Semisal berbagai intervensi kesehatan dengan perbaikan gizi di sekolah, belajar cuci tangan di sekolah, bulan imunisasi nasional di sekolah, dan pendidikan jasmani.
UNICEF sejak awal selalu melibatkan diri dalam menangani krisis kesehatan termasuk pandemi Covid-19, khususnya untuk anak-anak.
Ada beberapa wabah penyakit yang terjadi di dunia termasuk Indonesia seperti H1N1 pada 2009, wabah kolera pada 2014, ERS-CoV pada 2012 di Arab Saudi, wabah flu burung pada 2016, dan pada saat itu di Indonesia pernah dilanda polio, difteri, gizi buruk, dan sebagainya.
Baca Juga: Info Banjir di Bandung Hari Ini, 25 November 2020: Ada 6 Titik Jalan Raya yang Tergenang Air
Ia menegaskan dalam Konvensi Hak Anak yang turut ditandatangani oleh pemerintah Indonesia 30 tahun silam menyebutkan salah satu hak anak adalah hak mendapatkan pendidikan yang berkualitas.