Network
PR BANDUNGRAYA - Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau new normal menjadi hal yang kini disoroti masyarakat. Pilihan kedua pemerintah setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ini turut menimbulkan pro-kontra, ada yang mendukung ada pula yang menyayangkan.
Yang perlu digaris bawahi adalah new normal bukan semata-mata mengembalikan situasi menjadi seperti sediakala sebelum Covid-19 akan tetapi merupakan upaya hidup berdampingan dengan virus, di mana goak yang diharapkan adalah sektor ekonomi terus berjalan namun masyarakat tidak terserang virus corona.
New normal ini lah yang membuat sejumlah tempat yang tadinya ditutup dan dilarang untuk digelar, kembali diizinkan untuk beroperasi. Sebut saja mal, kegiatan CFD (Car Free Day) dan tempat wisata, begitu juga dengan pasar kaget.
Baca Juga: Cegah Kerumunan saat Pandemi, Penggemar K-Pop dan TikTok Prank Donald Trump soal Kampanye di Tulsa
Berbeda dengan DKI Jakarta yang kebanjiran pengunjung saat CFD dibuka lagi untuk pertama kalinya Minggu 21 Juni 2020, pasar kaget di Tol Cisumdawu, Kabupaten Sumedang justru sepi pembeli. Masyarakat nampaknya belum begitu berani berkerumun di tempat umum.
Dilaporkan Humas Pemkab Sumedang, sebelum Covid-19 menyerang, biasanya warga akan olah raga baik itu berlari maupun jalan santai di kawasan jalan baru Tol Cisumdawu.
Karena banyak warga yang berolah raga, sejak awal tahun 2020, para perdagang perlahan-lahan menggelar lapaknya di sana hingga terciptalan pasar kaget.
Baca Juga: Unggah Banyak Bukti hingga Singgung Mantan, Justin Bieber Bantah Rumor Pelecehan Seksual Terhadapnya
Namun demikian, kini, di tengah AKB yang telah diterapkan Pemkab Sumedang, selama dua minggu terakhir pedagang di pasar kaget Tol Cisumdawu mengelukan kondisi pasar yang sepi pengunjung meskipun sudah new normal.
"Tadinya saya sudah semangat berjualan di jalan tol, karena biasanya suka banyak yang beli, tapi ternyata pengunjungnya masih sepi," kata Asih (50) pedagan makanan dari Panyingkiran, Sumedang Utara.
