Riset Membuktikan Aplikasi pra-Instal dalam Smartphone Berpotensi Jadi Target Adware dan Malware

- 12 Juli 2020, 13:39 WIB
Ilustrasi handphone, telepon genggam, smartphone.*
Ilustrasi handphone, telepon genggam, smartphone.* /Pixabay/moritz320/

PR BANDUNGRAYA - Riset pada 2019 membuktikan 14,8 persen pengguna ponsel merupakan target malware atau adware. Aplikasi pra-instal dalam smartphone dapat menyebabkan file berbahaya tidak dapat dihapus.

Hal itu diungkap oleh perusahaan keamanan siber Kaspersky. Pihaknya mengatakan risiko adanya malware dalam aplikasi pra-instal tergantung pada merek ponsel.

Risiko aplikasi yang tidak dapat dihapus bervariasi dari satu hingga lima persen terdapat pada perangkat biaya rendah (low-end), dan dapat meningkat hingga 27 persen dalam kasus ekstrem.

Baca Juga: Lahir dari Rahim Seorang Ahmadiyah, Kuburan Bayi Usia 3 Hari Dibongkar Paksa Warga

"Analisis kami menunjukkan bahwa pengguna seluler tidak hanya secara signifikan diserang oleh adware dan ancaman lainnya, tetapi perangkat mereka juga mungkin berisiko bahkan sebelum sampai di tangan," ujar peneliti keamanan Kaspersky, Igor Golovin sebagaimana dilaporkan Antara.

Infeksi partisi sistem mengandung risiko tingkat tinggi bagi pengguna perangkat yang terinfeksi, karena solusi keamanan tidak dapat mengakses direktori sistem yang berarti tidak dapat menghapus berkas berbahaya.

Menurut Kaspersky, jenis infeksi ini menjadi cara lebih umum untuk menginstal adware perangkat lunak yang dibuat untuk menampilkan iklan yang mengganggu.

Baca Juga: Diduga Tewas Karena Bunuh Diri, Ribuan Warga Datang Melayat Mendiang Park Won Soon di Balai Kota

"Beberapa pemasok perangkat seluler berfokus pada memaksimalkan keuntungan melalui alat iklan dalam perangkat, bahkan jika alat tersebut menyebabkan ketidaknyamanan bagi pemilik perangkat," kata Igor Golovin.

Halaman:

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x