PR BANDUNGRAYA - Platform toko online yang berbasis di Singapura, RedMart, telah mengalami peretasan data, yang mencangkup data pribadi dari sekitar 1,1 juta akun pelanggan, dari situs belanja online Lazada.
Sebelumnya beredar kabar tentang salah satu situs yang mengklaim memiliki database dari hasil peretasan tersebut.
Situs tersebut mengklaim memiliki berbagai informasi pribadi seperti nama, alamat email, nomor telepon, dan sebagian nomor kartu kredit dari sekitar 1,1 juta pengguna.
Baca Juga: Terlanjur Dipenjara 27 Tahun, Pria Ini Diberi Uang Kompensasi Hampir Rp 11 Miliar, Ini Alasannya
Data pribadi tersebut dikatakan berasal dari berbagai situs belanja online di seluruh dunia, termasuk Lazada.
Akan tetapi, setelah diselidiki oleh tim keamanan siber Lazada, data tersebut mengacu pada platform supermarket online yang diperoleh pada 2016.
Lazada menambahkan bahwa informasi yang terakhir dicuri telah diperbarui pada Maret 2019, dan database khusus RedMart yang terpengaruh tidak ditautkan ke dalam database Lazada mana pun.
Baca Juga: 2 Wanita Asal Indonesia Berhasil Mengubah Tumpukan Sampah Menjadi Paving Block
Lazada menekankan bahwa pelanggaran tersebut hanya berdampak pada akun RedMart, dan tidak memengaruhi data pelanggan Lazada lainnya.
Akun RedMart secara resmi diintegrasikan mulai 15 Maret 2019, bulan yang sama dengan database yang diretas terakhir kali diperbarui.