Cek Fakta: Prancis Dikabarkan Alami Krisis Ekonomi Akibat Aksi Boikot Besar-besaran, Simak Faktanya

7 November 2020, 06:30 WIB
Bendera Prancis. /Pixabay/jacqueline macou

PR BANDUNGRAYA – Baru-baru ini pemboikotan terhadap produk Prancis gencar digalakkan dan dilakukan.

Pemboikotan besar-besaran di beberapa negara Timur Tengah, terhadap produk negara tersebut banyak diberitakan di berbagai media berita.

Hal tersebut dilakukan setelah adanya pernyataan yang kontroversi dari Presiden Prancis, Emmanuel Macron terkait radikalisme Islam.

Pernyataan Emmanuel Macron menjadi sorotan publik penduduk dunia dan membuat kondisi semakin memanas saat Emmanuel Macron memandang penampilan karikatur Nabi Muhammad, tokoh penting agama Islam sebagai kebebasan berpendapat.

Baca Juga: Para Astronom Terkejut dengan Asteroid yang Mengikuti Mars

Setelah munculnya pernyataan tersebut, negara-negara Timur Tengah memutuskan untuk melakukan boikot besar-besaran terhadap produk Prancis di negara mereka.

Langkah itu tidak hanya terjadi di negara-negara Timur Tengah, Indonesia pun termasuk ke dalam negara yang belakangan menggalakkan boikot produk Prancis.

Tersiar kabar bahwa pemboikotan besar-besaran ini telah membuat Prancis mengalami krisis ekonomi saat ini. 

Melansir Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari situs Turn Back Hoax kabar tersebut ternyata merupakan informasi hoaks.

Awalnya informasi hoaks tersebut disebarluaskan oleh salah satu akun Facebook bernama Ummat-e-Nabi.com.

Baca Juga: Terungkap Suga BTS Jalani Operasi Diam-diam karena Alasan Ini, Berikut Kata Big Hit Entertaiment

Akun FB Ummat-e-Nabi.com mengunggah tiga tangkapan layar, salah satunya dari artikel Express yang berjudul “France economy crisis: Macron economic hit since 1949” pada 28 Oktober 2020 dan tangkapan layar dari indikator indeks saham perusahaan Perancis yang menurun.

Unggahan tersebut juga dituliskan narasi sebagai berikut.

“France has been destroyed because of its actions.”

“In only two days, France’s share markets have dropped.”

“All Muslims have come together, and (our) enemies have fallen on the ground.”

Terjemahan:

“Perancis telah dihancurkan karena perbuatannya.”

“Hanya dalam dua hari, pasar saham Perancis telah turun.”

“Semua Muslim telah berkumpul bersama, dan musuh (kita) telah jatuh ke tanah.”

Baca Juga: Ini Alasan dan Kisah Haru Suga BTS Alami Cedera Bahu hingga Jalani Operasi, ARMY Wajib Tahu!

Akun FB tersebut menyebarluaskan informasi bahwa Prancis mengalami krisis ekonomi karena banyaknya produk Perancis yang diboikot sebagai simbol protes terhadap pemerintah Prancis.

Unggahan tersebut telah dibagikan ulang sebanyak 464 kali. Selain itu, terdapat 1.100 orang menyukai, diikuti dengan 98 orang yang memberikan komentar.

Faktanya, berdasarkan hasil penelusuran lebih lanjut, artikel dari portal berita Express yang digunakan sebagai narasi oleh Ummat-e-Nabi.com merupakan artikel yang diterbitkan pada 29 Agustus 2020.

Sementara aksi pemboikotan produk Perancis terjadi pada Oktober 2020.

Pada artikel tersebut juga dijelaskan bahwa krisis ekonomi Perancis disebabkan oleh kebijakan lock down yang diterapkan sejak pertengahan Maret 2020.

Baca Juga: Berhasil Jebak Oknum Admin Gosip, dr. Tirta Sebut Sejumlah Artis yang Pernah Jadi Korban Pemerasan

Tidak hanya itu, menurut salah satu artikel The New York Times juga menyebutkan bahwa indeks saham Prancis turun disebabkan oleh kebijakan lock down yang mereka terapkan.

Dengan demikian penyataan yang tertulis oleh Ummat-e-Nabi.com tersebut merupakan salah, faktanya Prancis tidak mengalami krisis ekonomi karena aksi pemboikotan yang telah terjadi belakangan ini.***

Editor: Bayu Nurulah

Sumber: Turn Back Hoax

Tags

Terkini

Terpopuler