“Hoaks lah… mana ada jurnal ilmiah pakai bahasa seperti itu. Lagian vaksin kita kan bukan rekombinan,” tutur Lucia sebagaimana dikutip PRBandungRaya.com dari laman Turnbackhoax.id.
Sejauh ini ada dua vaksin Covid-19 yang sudah mengumumkan efektivitasnya, yakni Pfizer-BioNTech dan Moderna.
Baik data uji klinis Pfizer-BioNTech maupun analisis efikasi Moderna dari studi fase 3 vaksinnya tidak menunjukkan pembesaran penis sebagai salah satu resiko atau efek samping.
Baca Juga: Politisi PDIP Klaim Kantongi Bukti yang Bisa Penjarakan Fadli Zon di Kasus 'Like' Akun Porno
Sementara itu, berdasarkan situs pengecekan fakta Snopes, telah menemukan salah satu bukti bahwa studi itu telah disunting, hal itu terlihat dari adanya kesamaan metode yang digunakan dalam jurnal palsu tersebut.
Hasil penelusuran di situs NEJM juga tidak ditemukan jurnal berjudul ‘SARS-CoV-2 Recombinant COVID-19 Vaccine has shown to increase penis length by 3 inches in some individuals’.
Kesalahan ejaan dan tata bahasa dan jelas bahasa non-akademis yang terkandung dalam artikel dengan mudah menunjukkan bahwa itu dimaksudkan untuk menjadi humor, tetapi bukti pasti dapat ditemukan dalam fakta bahwa artikel tersebut menyalin dan menempel seluruh bagian dari studi nyata, yang sebenarnya diterbitkan di New England Journal of Medicine pada 10 Desember 2020.
Baca Juga: Selebgram Ini Lakukan Pemalsuan Surat Hasil Swab Test dan Promosikan Lewat Akun Medsosnya
Terkait dengan dampak vaksin, Kementerian Komunikasi dan Informatika menilai ada disinformasi mengenai informasi di media sosial Facebook tentang sebuah gambar hasil tangkapan layar dari siaran langsung berjudul "Vaksin Covid-19 Memperbesar Ukuran Penis" (Covid Vaccine Enlarges Penis!).
Kesimpulannya informasi bahwa vaksin Covid-19 buatan Sinovac bisa membuat alat kelamin pria membesar 3 inci adalah hoaks.