Maka, saat itu, banyak masyarakat Filipina percaya yang mem-viral-kan cocoklogi antara abu vulkanik dengan pertumbuhan virus corona dimana abu tersebut dapat membunuh virus, buktinya dilihat dari lambannya pertumbuhan kasus Covid-19.
Baca Juga: Kemendikbud Kerja Sama dengan Netflix, Siap Sajikan Film Dokumenter dalam Program Belajar dari Rumah
Namun demikian, klaim tersebut yang viral di YouTube, Twitter, dan Facebook tidak berdasar dan justru menyesatkan.
Ahli Kesehatan sekaligus perwakilan dari WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) Filipina memperingatkan bahwa abu vulkanik memiliki sifat yang dapat membahayakan manusia.
"Tidak ada bukti bahwa abu vulkanik dapat menghancurkan virus corona baru. Sifat anti-virus yang diduga berasal dari abu vulkanik belum pasti. Abu tersebut justru dapat menyebabkan masalah pernapasan, masalah pada mata, dan iritasi kulit," ucapnya.
Baca Juga: Soal Bansos Telur Busuk di Tasikmalaya Akibat Kelalaian Distributor, Perum Bulog Siapkan Telur Baru
Hingga saat ini, WHO mengatakan bahwa tidak ada vaksin atau anti-virus apapun yang benar-benar mampu mencegah maupun mengobati penyakit Covid-19 secara khusus.
Departemen Kesehatan Filipina mengeluarkan peringatan serupa terkait bahaya kesehatan dari abu vulkanik dari Gunug Taal yang erupsi beberapa waktu kebelakang.***