Apa Itu Hari Raya Saraswati yang Diperingati Umat Hindu? Berikut Mitos dan Maknanya

- 23 Oktober 2022, 07:32 WIB
Apa Itu Hari Raya Saraswati yang Diperingati Umat Hindu? Berikut Mitos dan Maknanya.
Apa Itu Hari Raya Saraswati yang Diperingati Umat Hindu? Berikut Mitos dan Maknanya. /Tangkapan Layar/Instagram @om_love_light_om

BANDUNGRAYA.ID - Apa itu Hari Raya Saraswati yang diperingati umat Hindu? berikut mitos dan maknanya akan kami informasikan.

Seluruh umat Hindu di Indonesia merayakan Hari Raya Saraswati pada Sabtu, 22 Oktober 2022.

Hari Raya Saraswati diperingati setiap hari ke-210 dalam kalender Jawa Bali atau Sabtu Umanis Wuku Watugunung.

Baca Juga: Update! Klasemen Premier League 2022/2023: Manchester City Buntuti Arsenal

Waktu tersebut merupakan hari perayaan bagi umat Hindu atas turunnya ilmu pengetahuan ke dunia dan dilambangkan dengan sosok Dewi Saraswati.

Dewi Saraswati yang merupakan manifestasi Ida Sang Hyang Widhi bermurah hati untuk memberikan anugerah berupa pengetahuan-pengetahuan suci yang dapat digunakan untuk mempermudah menjalankan roda kehidupan.

Anugerah itu diberikan kepada mereka yang melakukan brata dan pemujaan khusus ke hadapan Dewi Saraswati.

Seiring berkembangnya keyakinan tersebut, umat Hindu dari subuh meninggalkan kegiatan rutinnya, terfokus melaksanakan puja, bahkan brata Saraswati, sampai keesokan harinya merayakan hari suci Banyu Pinawruh, yang ditandai dengan menyucikan diri, mandi ke sungai atau laut, menghaturkan nasi pradnyan, dilanjutkan dengan ngelebar-menikmati prasadam berupa nasi pradnya.

Baca Juga: Siap Nyapres! Survei: Elektabilitas Ganjar Pranowo Naik Signifikan

Puja Saraswati juga ditandai dengan kegiatan membuat "candi pustaka" (mengumpulkan lontar-lontar dan buku-buku terpilih) yang dijadikan sthana Hyang Saraswati, melaksanakan brata Saraswati dan puja Saraswati.

Saraswati dalam bahasa Sansekerta memiliki makna "sesuatu yang mengalir" seperti percakapan, sesuluh/petunjuk hidup.

Sehingga dapat diartikan sebagai sesuatu yang mempunyai sifat mengalirkan secara terus-menerus, bagaikan air kehidupan dan ilmu pengetahuan.

Dalam Pustaka Suci Weda, Dewi Saraswati dipuja sebagai Dewi Sungai, dengan permohonan untuk mendapatkan kesehatan dan vitalitas hidup.

Sedangkan kata "Banyu Pinaruh" berasal dari kata "Banyu Pangawruh" yang juga berarti "air suci ilmu pengetahuan" yang berfungsi untuk menyucikan dan memberi vitalitas hidup.

Pada hari terakhir, wuku terakhir, dari perputaran sasih wuku, umat Hindu diingatkan untuk hening sejenak, mawas diri, melakukan brata, seraya memuja-muji, Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar dianugerahi ilmu pengetahuan sebagai landasan atau dasar untuk memulai kehidupan yang lebih indah, lebih tertata, lebih disiplin pada tahun baru berikutnya, sehingga berhasil mencapai tujuan hidup yang sejati.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jakarta Pusat Minggu, 23 Oktober 2022, Prakiraan BMKG Terjadi Hujan di Siang dan Sore Hari

Pada perayaan Hari Suci Saraswati, umat Hindu mempersembahkan sesaji khusus yang disebut banten Saraswati yang berisi kue atau jajan khusus.

Kue khusus itu disebut kue Saraswati yang titik fokusnya adalah aksara suci Ongkara (Om). Om atau pranawa mantra yang merupakan gambaran planet-planet di alam semesta ini bumi, bulan, matahari, dan bintang.

Om juga merupakan esensi setiap kegiatan keagamaan Hindu yang terlihat berlapis mulai dari arcana, mudra, mantra, kuta-mantra dan pranawa mantra.

Aksara suci Om dapat memberi kesadaran pada manusia tentang hakikat alam semesta ini, dan juga hakikat dirinya dan wawasan kemanusiaannya tentang suka dan duka, tentang kesengsaraan dan penderitaan dan seterusnya.

Aksara suci Om adalah "badan" Dewi Saraswati. Om (terbangun oleh ANG, UNG, MANG) adalah "lagu alam semesta" tetapi juga "hukum alam semesta" yang tak bisa dihindari manusia.

Seiring berkembangnya waktu, sejumlah mitos turut muncul di masyarakat di mana disebutkan jika seseorang tidak diizinkan untuk membaca, belajar dan menyentuh buku ketika hari Raya Saraswati.

Namun, yang namanya mitos diharapkan untuk tidak ditelah mentah-mentah. Lebih baik menanyakan atau mengonfirmasi langsung kepada pemuka agama setempat.*

Editor: Alvian Hamzah Jaenul Bahar

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x