Minat Beli Masyarakat Masih Rendah, Harga Sayuran di Kota Bandung Alami Penuruan

- 4 September 2020, 15:10 WIB
 Kepala Bidang Distribusi Perdagangan dan Pengembangan E-Commerce Disdagin Kota Bandung, Meiwan Kartiwa.
Kepala Bidang Distribusi Perdagangan dan Pengembangan E-Commerce Disdagin Kota Bandung, Meiwan Kartiwa. /Dok.Humas Kota Bandung

PR BANDUNGRAYA - Harga sayur-mayur di pasar tradisional Kota Bandung anjlok, penurunan harga terjadi pada komoditas cabai merah tanjung dan cabai rawit merah.

Berdasarkan data pengamatan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung yang disampaikan Kepala Bidang Distribusi Perdagangan dan Pengembangan e-Commerce Disdagin Kota Bandung, Meiwan Kartiwa mengatakan bahwa pada Agustus 2020 terdapat penurunan harga sayuran.

Meiwan mengatakan bahwa minggu pertama dan kedua pada Agustus, harga cabai merah tanjung masih di atas Rp 40.000 per kilogram dan harga cabai rawit merah di kisaran Rp 36.000 hingga 38.000 per kilogram.

Baca Juga: Akan Digelar Bulan Ini, Pemkot Bandung Dukung Acara Drive In Cinema di Kiara Artha Park

“Memasuki minggu ketiga dan keempat Agustus, cabe merah tanjung di kisaran Rp 26.000 per kilogram. Cabai rawit merah juga turun menjadi Rp 27.000 per kilogram di minggu ketiga Agustus dan masih stabil sampai sekarang,” kata Meiwan dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari Humas Kota Bandung pada Jumat, 4 September 2020.

Pihaknya menambahkan, penurunan harga juga terjadi untuk jenis sayur-mayur lainnya tetapi tidak mengalami harga yang anjlok seperti harga cabai merah tanjung dan cabai rawit merah.

Saat ini harga tomat sekitar Rp 8.000 per kilogram, padahal biasanya berkisar Rp 15.000 per kilogram.

Kemudian harga kentang berkisar Rp 14.000 hingga 15.000 per kilogram dari harga biasanya Rp 18.000 per kilogram.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Politisi PDIP Dewi Tanjung Meninggal Dunia?

Sedangkan, untuk harga wortel yang biasanya Rp 20.000 per kg menjadi Rp 10.000 hingga 12.000 per kilogram. Lalu harga timun yang biasanya Rp 12.000 per kilogram menjadi Rp 7.000 hingga 8.000 per kilogram.

Selain itu, menurut Meiwan harga kol di pasaran juga mengalami penuurunan harga.

Penurunan harga sayur-mayur tersebut, hasil pemantauan dari delapan pasar tradisional di Kota Bandung yakni Pasar Sederhana, Kiaracondong, Kosambi, Ancol, Palasari, Cihaurgeulis, dan Pasar Baru.

“Untuk komoditas lainnya seperti beras, cabe, bawang, daging, minyak goreng, telur, gula tepung, dan ikan cenderung relatif masih stabil. Sekali pun ada fluktuasi harga masih tidak terlalu jauh,” ujar Meiwan.

Dia mengungkapkan, penurunan harga ini diduga akibat stok barang yang cukup banyak, lantaran sudah memasuki masa panen, tetapi daya beli masyarakat juga masih belum begitu tinggi.

“Daya beli masyarakat itu sekarang masih menahan dan tidak jor-joran karena masih pandemi. Tetapi sayur-mayur juga suplainya melimpah karena masuk masa panen. Itu yang menyebabkan harga menurun," kata Meiwan.

Baca Juga: Sempat Merasa Sedih hingga Frustrasi, BTS Ungkap Bagaimana Bisa Bertahan Hadapi Pandemi Covid-19

Bahkan, ada beberapa petani yang membiarkan hasil panennya daripada harus dijual tetapi mahal di ongkos angkut dan sebagainya.

Selain itu, Meiwan menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 pun berdampak pada pola berbelanja masyarakat atau pun penurunan kebutuhan bahan baku dari sektor penjualan kuliner.

“Mungkin sekarang juga tidak semua rumah makan, hotel atau penjual lainnya belum normal. Jadi pembeliannya masih belum banyak," tutur Meiwan.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: Humas Kota Bandung


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x