Meskipun sudah sepuluh tahun menjadi ahli, tetapi sayangnya dia gagal dalam meruqyah putranya Alif Al-Fatanah ketika dirasuki oleh iblis bernama Assuala.
Merasa gagal sebagai ayah karena tidak mampu menyelamatkan anaknya, Ustadz Qodrat akhirnya memutuskan untuk kembali ke pesantren tempatnya menimba ilmu dulu.
Namun tidak disangka bahwa iblis Assuala yang merasukki putranya, juga mengikutinya hingga ke pesantren tersebut.
Di tempat itu Qodrat harus kembali meruqyah Alif Amri anak bungsu Yasmin (Marsha Timoty) dan berhadapan lagi degan setan Assuala yang memiliki kekuatan lebih besar lagi.
Di tengah kekalutan dan kegundahan karena menghadapi traumanya, Qodrat harus memilih antara menuruti emosinya atau menemukan jalan kembali pada keimanannya.
Baca Juga: Jadi Film Terakhir MCU Phase 4, Black Panther: Wakanda Forever Butuh Biaya Produksi Segini!
Hal yang memukau dari film ini, tidak hanya menggunakan elemen horor sebagai genre utamanya, tetapi juga menyuguhkan aksi sebagai pelengkap cerita.
Hal ini semakin menarik karena Charles Gozali sebagai sutradara paham betul bagaimana penggunaan action set yang baik untuk membuat film yang keren.
Unsur religi dalam film ini juga dibangun sangat kuat misalnya seperti berbagai jenis doa yang dipakai oleh Qodrat dalam meruqyah setiap orang selalu berbeda-beda.