Sinopsis Film Gie untuk Memperingati Hari Sumpah Pemuda 2023 Hari Ini

- 28 Oktober 2023, 12:56 WIB
Sinopsis Film Gie untuk Memperingati Hari Sumpah Pemuda 2023 Hari Ini
Sinopsis Film Gie untuk Memperingati Hari Sumpah Pemuda 2023 Hari Ini /Foto IMDb/

 
Sinopsis Film Gie untuk Memperingati Hari Sumpah Pemuda 2023 Hari Ini
Sinopsis Film Gie untuk Memperingati Hari Sumpah Pemuda 2023 Hari Ini
BANDUNGRAYA.ID - Sinopsis Film Gie untuk Memperingati Hari Sumpah Pemuda 2023 Hari Ini.
 
Indonesia sedang memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober 2023.
 
Ada makna yang mendalam bagi sejarah bangsa Indonesia tentang perjuangan para pemuda yang berikrar tanah air,  berbangsa satu, dan berbahasa satu yaitu bahasa Indonesia.
 
Pada Tanggal 28 Oktober 1928 terjadinya pembentukan Sumpah Pemuda oleh Kongres Pemuda II, namun dua tahun sebelumnya perhimpunan Indonesia sampai dengan lahirnya Sumpah Pemuda telah dilakukan Pemuda I yang dilakukan pada tanggal 30 April hingga 2 Mei 1926 di Batavia (Jakarta).
 
Sumpah Pemuda diikuti oleh perwakilan beberapa perhimpunan pemuda seluruh Indonesia, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelorakan semangat para pemuda dengan menyebut "Bersatu dan Bangkit".
 
Kali ini ada Film yang dapat disaksikan sebagai memperingati Hari Sumpah Pemuda 2023 sekaligus mempelajari dan memahami perjuangan pemuda Indonesia yaitu adalah Film Gie.
 
1. Sinopsis Film Gie
 
Film ini menceritakan seorang aktivis pemuda Indonesia yang begitu kritis pada pemerintah orde lama dan orde baru yang bernama Sogie.
 
Sogie yang memiliki nama lengkap DRS. Soe Hok-Gie merupakan salah satu pendiri Mapala Universitas, namun sayang Sogie telah meninggal dunia pada tanggal 16 Desember diusia yang masih muda di usia 27 tahun tepat sebelum ulang tahunnya.
 
Sogie dikenal sosok yang kompeten sebagai demonstran dan gagasan pemikiran yang tajam berperan dalam gerakan mahasiswa tahun keenam yang membuat pemerintah orde lama tumbang Sogie meninggal di puncak gunung Semeru tepatnya gunung tertinggi di pulau jawa karena menghirup gas beracun.
 
Ia diceritakan oleh seorang siswa yang tidak puas akan ajaran guru penerjemahnya serta mengkritik guru tersebut dan menghadap kepala sekolah atas kelakuannya, namun ia tetap membuktikan bahwa ia lebih pandai daripada siswa lainnya.
 
Setelah itu ia dan sahabatnya langsung pergi ke gunung untuk mengurangi penat dari pikiran mereka terlepas itu ia harus kehilangan sahabat baiknya yang bernama Han yang sudah pindah ke kota lain dan tidak bisa bermain dengannya setiap hari lagi.
 
Di jenjang sekolah SMA Sogie berpendaydan menjelaskan guru pengajar bahwa saya bukan simpatisan komunis tetapi apa yang terjadi terhadap rakyat adalah suatu contoh pelanggaran terhadap demokrasi yang bukan merayakan demokrasi melainkan pemotongan lidah yang merugikan pemerintah terkait keberanian rakyat menyerang para koruptor-koruptor dan mereka semua di tahan.
 
Wahai para rakyat kalian bukan hanya menderita seorang diri saya juga ikut bersama kalian ucap Sogie, mereka adalah pemimpin-pemimpin generasi tua harus di tembak mati di lapangan Banteng, dengan radio-radio masih berteriak menyebar berita kebohongan, ia menyatakan langit adalah kebenaran sedangkan dunia adalah palsu.
 
Pada tahun 1963 Gie pun langsung melanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia setelah lulus SMA, dimana Soe Hok-Gie memimpin diskusi bersama aktivis-aktivis lainnya bernama Jaka, Mamoto, Herman, dan Ira.
 
Pada waktu itu Gie berangkat untuk menghadiri diskusi Partai Sosialis Indonesia yang terlarang disana juga terlihat segerombolan PKI yang tengah melintas di area pemukiman warga.
 
Sebagai anggota delegasi pemuda -pemuda yang setuju dengan asimilasi, Sogie diminta menghadap ke Presiden Soekarno dan meminta restu kepada beliau.
 
Ia selalu bercerita tentang Soekarno dengan temannya, menurut temannya Soekarno tiga aspek gelar seperti raja-raja Jawa, gelar politik kausa tanah Jawi, gelar senapati militer Ingalaga dan gelar agama Syekh Abdurahman.
 
Presiden Soekarno adalah lanjutan dari raja-raja tanah Jawa karena tindakan-tindakannya ia bersikap seperti raja-raja dahulu yang beristri banyak serta mendirikan keraton-keraton dan lain-lain.
 
Menurut Sogie pendapat temannya ada benarnya bahwa revolusi kini adalah agama baru dan semboyan - semboyan manifold sosialisme dan lain-lain tidak lebih daripada doa-doa yang dikirim Mustajab "Aku rasa sudah saatnya untuk katakan tidak pada Soekarno".
 
Pada Kantor PKI terlihat ada sahabat kecilnya yaitu Han yang ditawarkan bekerja untuk PKI dan bergabung dengan pasukan mereka.
 
Waktu di kampus ia sangat heran dengan sikap Jaka yang tiba-tiba berubah, namun Ira datang menemui Sogie dan menyatakan bahwa mereka baru saja membentuk UGM Mahasiswa pecinta alam yang disingkat Mapala dan berniat merayakannya dengan menaiki gunung.
 
Di sana Jaka bentrok organ sosial lain dan bertemu Gie dengan mempertanyakan sikapnya terhadap pemerintah dan menimbulkan perdebatan satu sama lain.
 
Sepulang dari kampus ia terkejut melihat sahabatnya Han yang sudah bergabung dengan PKI ia kecewa dan menasehati Han agar tidak terjebak dalam permainan politik dan kekuasaan.
 
Namun Han menjelaskan pada Gie bahwa ini adalah jalan satu-satunya mendapatkan uang yang bisa merubah hidupnya lebih layak.
 
Kumpulan Mahasiswa dari Universitas berbeda seperti HMI, Mahasiswa Universitas Islam, hingga persatuan terkecil Mahasiswa Katholik PM3 berteriak dan berdebat atas nama golongan Gie tidak merasa simpati karena mereka mengatasnamakan agama, ormas atau golongan lain yang menerapkan kebenaran.
 
Pemikiran-pemikiran Gie pun mulai tersebar ke media-media cetak manifesto politik gerakan pembaharuan, setelah kemerdekaan tersebut tercapai kita masih jauh dari tujuan saat ini pemimpin pemerintahan maupun negara membawa keadaan Indonesia yang sangat menghawatirkan.
 
Hari silih berganti dengan demonstrasi yang dilakukan sekolompok mahasiswa di gedung pemimpin pemerintahan dan negara menimbulkan kerusuhan, Gie telah menyelesaikan Kuliahnya dan bekerja sebagai dosen di Universitas Indonesia.
 
Ia tetap mengkritik sikap pemerintah pada orde baru pada tahun 1966 perubahan parelema dimana Anggota-anggota yang pro komunis dan pro Soekarno telah diganti.***

Editor: Resa Mutoharoh


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah