Penonton Alami Depresi Seusai Tonton Film Avatar: The Way of Water, Kok Bisa?

- 22 Desember 2022, 11:57 WIB
Penonton Alami Depresi Seusai Tonton Film Avatar: The Way of Water, Kok Bisa?
Penonton Alami Depresi Seusai Tonton Film Avatar: The Way of Water, Kok Bisa? /Dok. IMDB

BANDUNGRAYA.ID- Sudahkah kamu menonton Film Avatar? Lalu apakah kamu alami Post-Avatar Depression Syndrome seusai menonton?

Film Avatar: The Way of Water memiliki efek menarik pada tubuh yang berkaitan dengan bagaimana merasakan emosi, benarkah?

Selain menayangkan kemegahan pemandangan alam Pandora yang menawarkan pengalaman menonton penuh sensasi.

Karya seni yang menakjubkan baik itu dalam bentuk lukisan, tarian atau film akan mampu mempermainkan emosi orang yang menyaksikannya.

Baca Juga: 15 Link Twibbon Ucapan Selamat Hari Natal dan Tahun Baru 2023 Paling Populer, Lengkap dengan Langkah Pembuatan

Ingatan kamu pasti masih mengenang karya seni yang membuatmu bahagia atau yang membuatmu bercucuran air mata karena empati, emosi sentimental.

Dikutip dari University of Vienna, menyatkan bahwa inti dari menyaksikan karya seni adalah membangkitkan emosi.

Nilai sebenarnya dari sebiah seni menurut pandangan fisiologis ditentukan oleh seberapa berhasil sebuah karya seni menarik emosi penonton.

Dengan demikian, efek dari menonton Film Avatar: The Way of Water ini memberikan efek menarik pada tubuh yang berkaitan dengan emosi setelah menontonnya.

Detak jantung berubah rimanya sesuai alur cerita film yang berlangsung. Kemudian, detak jantung audiens mungkin mulai sinkron, mengisyaratkan semacam pengalaman bersama dalam keterlibatan.

Dengan alasan ini menonton film di bioskop memiliki manfaat bagi kesehatan secara keseluruhan.

Baca Juga: Rekomendasi Toko yang Menjual Pernak-Pernik Perlengkapan Natal 2022 di Bandung, Harga Mulai Rp20 Ribu

Namun sayangnya, emosi yang terlalu meluap pada satu titik bisa memuncukan emosi yang down.

Melansir dari The Guardian yang melaporkan bahwa penonton film original Avatar mengalami bentuk Post-Avatar Depression Syndrome (PADS).

Post-Avatar Depression Syndrome (PADS) bukanlah kondisi medis sebenarnya, tetapi itu mewakili perasaan depresi dan bahkan pikiran untuk bunuh diri yang telah dilaporkan penonton sejak menyaksikan film Avatar pertama yang dirilis tahun 2009 lalu.

Meski terjadi banyak laporan mengenai PADS sejak 2009, Animo penonton untuk film ini masih sangat tinggi.

Penonton terhanyut dengan alur yang disajikan, dengan ikut merasa bahwa realitas dunia modern seringkali membuat kita tersingkir dari lingkingan alam yang tidak membuta bahagia hidup di abad modern.

Hal tersebut sangat kontras dengan keindahan yang megah dari kehidupan yang merek alami di bioskop.

Baca Juga: Bikin Tambah Betah Sama Ayang! Inilah 5 Rekomendasi Cafe Teromantis di Bandung, Nomor 1 Vibes-nya di Santorini

Psikiater New York Stephan Quentzel, mencatat bahwa dunia nyata tidak bisa sesempurna atau ideal seperti di film, yang dapat membuat kenyataan terasa lebih ngenes.

"Seperti penggemar Avatar, beberapa penggemar Star Wars juga melaporkan merasa depresi setelah menonton film," kata Quentzel.

Melansir dari Health Digest pada 21 Desember 2022, ahli saraf Erin Falconer menjelaskan bahwa tingkat antisipasi yang tinggi menyebabkan pelepasan dopamin di otak.

Masalah lanjutan dari serbuan dopamin dapat menyebabkan depresi situasional, yang menurut psikolog klinis John Mayer itu terkait dengan pemicu stres tertentu.

Itulah penjelasan mengapa banyak penontot alami Post-Avatar Depression Syndrome (PADS) seusai menonton Film Avatar: The Way of Water.***

Editor: Raabi Ghulamin Halim

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah