Pengobatan Masa Depan dengan Farmakogenomik? Inilah Penjelasan Levana Sani

- 25 Desember 2022, 21:41 WIB
Pengobatan Masa Depan dengan Farmakogenomik? Inilah Penjelasan Levana Sani
Pengobatan Masa Depan dengan Farmakogenomik? Inilah Penjelasan Levana Sani /Pixabay/Arek Socha

BANDUNGRAYA.ID- Farmakogenomik merupakan cabang ilmu farmakologi, yaitu ilmu yang mempelajari efek obat pada makhluk hidup baik manusia dan hewan maupun tumbuhan dan jasad renik. Oleh karena begitu luasnya ilmu ini, farmakologi mempunyai bercabang-cabang ilmu dengan spesifikasi tertentu.

Latar belakang ilmuwan ini memiliki ayah arsitek dan ibu seorang penjual obat. Motivasi awal dia kuliah jurusan biokimia di University of Southern California berawal dari sang kakek yang memiliki riwayat penyakit jantung dan dibawa berobat ke dokter yang berbeda-beda kakeknya tidak kunjung sembuh. Setelah diperiksa di Amerika Serikat dokter menyatakan itu efek samping karena kakeknya terlalu banyak minum obat.

Ketika mantan Mendag ini bertanya megenai misi Nalagenetics. Levana Sani menjawab misinya adalah ilmu genetika harus dilokalisasi untuk memberikan dampak besar bagimasyarakat.

Baca Juga: Daftar Libur Nasional, Cuti Bersama, Tanggal Merah 2023 Lengkap dengan Link Download Kalendernya

Levana Sani bilang bahwa manusia memiliki riwayat genetik yang berbeda-beda. Terkadang ada obat yang memiliki efek samping ada yang tidak. Seringnya kita tidak cocok terhadap obat tertentu karena kandungan zat kimianya yang tidak cocok dengan tubuhmu. Ilmuwan ini juga bilang tes genetik harus sesuai keadaan gen individu serta efikasi obat-obatan.

Eksperimen pertama dilakukan pada populasi penderita kusta yang berada di wilayah Papua. Setelah dilakukan tes mereka menemukan 20 persen pasien kusta memiliki gen HLA-B*13:01. Gen jenis ini jika meminum obat Dapsone akan membuat jaringan epitelnya terbakar bahkan bisa meninggal. Jadi manfaat penelitian ini adalah dokter bisa memberi obat yang tepat disesuaikan dengan kondisi genetis pasien.

Levana Sani juga menyinggung perbedaan saat dia mempresentasikan inovasi teknologi baru ini kepada orang Indonesia. Orang Singapura lebih aktif bertanya tentang inovasinya dibanding orang Indonesia yang cenderung menyerahkan semua keputusan pada dirinya.

Mantan kepala BKPM ini merasa bahwa inovasi genetis ini perlu didiskusikan dan dicari jalan keluar terbaik baginya. Sains bagi sebagian orang kadang melewati batas etika sehingga hal ini harus didiskusikan dari berbagai aspek baik dari moral, spiritual hingga etnis.

Baca Juga: TERBARU! Apakah Preman Pensiun 8 Segera Tayang? Cek Bocorannya di Sini

Halaman:

Editor: Raabi Ghulamin Halim

Sumber: YouTube Gita Wirjawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x