Tiap Minggu Unjuk Rasa, Ribuan Warga Israel Tuntut PM Benjamin Netanyahu Mundur Karena 2 Alasan

24 Juli 2020, 19:22 WIB
Warga Israel unjuk rasa menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mundur karena diduga telah melakukan tidak korupsi. /ANTARA

PR BANDUNGRAYA - Ribuan warga Israel mengelar unjuk rasa di depan kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Yerusalem.

Sebagaimana dikutip Antara dari Anadolu, Jumat 24 Juli 2020, unjuk rasa dilakukan dalam rangka menuntut Benjamin Netanyahu yang diduga melakukan tindak korupsi untuk turun dari jabatannya.

Berbeda dengan warga yang berunjuk rasa untuk menurunkan sang Perdana Menteri, Partai Likud pimpinan Benjamin Netanyahu justru mengelar aksi bersama sekira 300 partisipan untuk menunjukkan dukungan terhadapnya.

Baca Juga: Dari Halsey hingga Doja Cat, Penggemar Prediksi 5 Musisi yang Bakal Kolaborasi dengan BLACKPINK

Seiring dengan naiknya isu kasus korupsi, selama dua bulan terakhir, aksi protes terhadap perdana menteri terjadi setiap pekan.

Pada 13 Juli 2020, hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh lembaga penyiar Israel Channel 13 menunjukkan bahwa 75 persen warga Israel tidak puas dengan kinerja pemerintah Benjamin Netanyahu selama krisis Covid-19.

Selain karena isu dugaan korupsi yang diadili pada Mei 2020 dengan dugaan tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan, protes terhadap Benjamin Netanyahu dilakukan atas kelalaian penanganannya terhadap krisis virus corona.

Baca Juga: Kalahkan Ariana Grande, BLACKPINK Pecahkan Rekor Baru Raih 42,3 Juta Subscribers di YouTube

Banyak warga Israel terpukul oleh tingkat pengangguran yang tinggi dan peningkatan tajam jumlah kasus Covid-19.

Sebagaimana dilaporkan Reuters, di Yerusalem, ratusan orang berkumpul di luar kediaman Perdana Menteri pada 18 Juli 2020. Mereka berbaris di jalan-jalan menyerukan pengunduran diri Benjamin Netanyahu.

Di Tel Aviv, pusat komersial Israel, ribuan orang berkumpul di tepi pantai, menuntut bantuan negara yang lebih baik untuk bisnis yang dirugikan oleh aturan pembatasan virus corona dan menuntut bantuan bagi warga yang kehilangan pekerjaan atau telah diberhentikan dengan cuti yang tidak dibayar.

Baca Juga: V BTS Tanggapi Curhatan Penggemar yang tak Mau Pergi Sekolah: Saat Kamu Tua, Kamu Akan Berpikir Beda

Pengangguran di Israel saat ini mencapai 21 persen. Setidaknya, Israel, dengan populasi 9 juta, telah melaporkan hampir 50.000 kasus dan 400 kematian akibat Covid-19.

Sejak Mei 2020, Israel mulai membuka kembali sekolah dan memberikan izin bisnis setelah aturan lockdown dicabut.

Tetapi dengan tingkat infeksi meningkat tajam dalam beberapa minggu terakhir, banyak ahli kesehatan masyarakat mengatakan pemerintah terlalu cepat dalam melonggarkan lockdown.

Baca Juga: Potret Bangun Tidur Taehyung di Weverse Bikin ARMY Pusing, Simak 10 Foto V BTS Tanpa Riasan

Pemerintah dinilai mengabaikan langkah-langkah epidemiologis yang diperlukan untuk mengendalikan pandemi setelah ekonomi dibuka kembali.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Permenpan RB REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler