Network
BANDUNGRAYA.ID - Di tengah konflik berdarah antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, Sajida Musabeh (13) dari pusat kota Deir al-Balah menemukan cara yang unik untuk melawan ketakutan dan menyenangkan diri.
Sajida bersama teman-temannya menghabiskan waktu dengan membuat aksesoris berwarna dan manik-manik plastik sebagai bentuk pelarian dari ketegangan akibat serangan Israel.
"Bermain dan bersenang-senang adalah cara kami meredakan beban di tengah pemboman Israel," ujar Sajida, sambil dengan semangat membuat gelang di halaman rumahnya.
Selama lebih dari dua bulan, suara ledakan dari serangan bom Israel mengiringi setiap langkah anak-anak di seluruh Jalur Gaza. Meski tak henti, anak-anak seperti Sajida mencoba menciptakan momen kebahagiaan dengan bermain.
"Sangat menakutkan. Kami mencoba atasi ketakutan itu dengan bermain dan merasa bahwa kami berhak hidup dengan damai," tambahnya.
Ibunda Sajida menyampaikan bahwa bermain adalah upaya anak-anak untuk menjalani kehidupan sebaik mungkin di tengah konflik.
"Bermain adalah satu-satunya cara anak-anak melupakan kekejaman dan mencintai kehidupan," ungkap ibu Sajida, meskipun saat itu terdengar suara drone dan pesawat tempur Israel.
Sejak tanggal 7 Oktober 2023, serangan besar-besaran Israel terus melanda Gaza, menyisakan puing-puing dan memakan korban, terutama anak-anak dan perempuan.
Direktur Regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Adele Khader, menegaskan bahwa Gaza saat ini menjadi tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak.
