PR BANDUNGRAYA - Guncangan gempa yang terjadi di Pangandaran berkekuatan 5,9 skala richter (SR) pada dua hari yang lalu terasa hingga ke berbagai wilayah seperti Tasikmalaya, Ciamis, Bandung, Majalengka, dan sekitarnya.
Kejadian tersebut menimbulkan beberapa dampak seperti puluhan rumah rusak dan beberapa warga terluka karena tertimpa reruntuhan.
Selain itu, gempa yang terjadi pada Minggu, 25 Oktober berimbas terhadap sektor pariwisata di Pangandaran.
Baca Juga: BTS Masuk Nominasi American Music Awards 2020 di 2 Kategori Ini, Lawan EXO hingga NCT 127!
Sebelumnya, pengelola hotel di beberapa objek wisata Pangandaran mulai optimis dan bersiap untuk mengantisipasi lonjakan wisatawan di masa Pandemi Covid-19 jelang libur panjang.
Maraknya berita gempa susulan yang berpotensi tsunami di Pangandaran berpengaruh besar terhadap hunian hotel.
"Untuk cancelation sampai saat ini sudah mencapai 10 persen untuk di hotelnya. Pasca gempa kemarin, ini pun terjadi akibat maraknya berita hoaks di media sosial tentang dikaitkannya gempa kemarin terhadap isu tsunami padahal, BMKG sudah merilis gempa itu sama sekali tidak memicu tsunami," kata General Manager The Arnawa Hotel, Abi Kuswanto dikutip Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari RRI pada Kamis, 27 Oktober 2020.
Baca Juga: Netizen Dibuat Bingung Gegara Kemenhub Ikut Bahas Vaksin, Cuitannya Dibanjiri Komentar Nyeleneh
Abi mengatakan setiap hotel memiliki mitigasi bencana, mulai dari pemetaan titik aman untuk berkumpul, membaca tanda tanda alam sebagai sinyal bencana, hingga pelatihan evakuasi ketika gempa terjadi.
"Sebenarnya untuk mitigasinya sendiri di hotel yang ada di Pangandaran sudah diberikan, mulai dari dimana titik aman berkumpul, seperti apa cara evakuasi dan waktu untuk evakuasi, sampai untuk membaca tanda tanda alam akan terjadinya bencana, sehingga keselamatan wisatawan dalam libur panjang bulan ini pun bisa di prioritaskan," ucap Abi.