Merasakan Jadi Wedding Organizer, dari Suka Duka di Tengah Pandemi hingga Momen Haru Pernikahan

3 Desember 2020, 11:30 WIB
Pelaku usaha di bidang jasa wedding organizer berbagi pengalaman bertahan di tengah pandemi. /Instagram.com/@nawanwedding

PR BANDUNGRAYA – Siapa bilang melangsungkan pernikahan di tengah pandemi yang tidak kunjung surut ini mempermudah pernikahan terlebih lagi biaya?

Beberapa waktu lalu, prbandungraya.pikiran-rakyat.com ngobrol dengan Gina Asri Ruwaida, ia merupakan salah satu founder Nawan Wedding Organizer, sebuah wedding organizer dan wedding planner yang membantu para pengantin agar pernikahannya tetap khitmad dan tetap memperhatikan kesehatan untuk sesama.

Gina yang sudah menggeluti dibidang WO ini sejak setahun lalu, menceritakan pengalamannya kepada kami, terlebih lagi soal hambatan dan tantangan.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Borussia Dortmund vs Lazio, Peluang Dortmund Masih Terbuka Lebar Menuju 16 Besar

Menurut penuturan Gina, sejak awal pandemi Covid-19 di Indonesia, ia dan WO nya sempat 'runtuh' sebab dua bulan awal Pemerintah melanacara apapun.

Kendati demikian, para calon pengantin yang sudah membayar uang DP kepada jasa WO nya tidak bisa dikembalikan, sebab ia dan timnya sudah memberikan DP tersebut untuk kebutuhan para vendor.

Namun ia bersyukur, saat ini sudah bisa melangsungkan pernikahan dengan catatan: intimate wedding. Dengan tamu yang sedikit dan mematuhi protokol.

Baca Juga: Hari Libur Akhir Tahun 2020 Dikurangi 3 Hari, Ternyata Cuti Bersama Pengganti Lebaran Ikut Dipangkas

Hambatan lainnya seperti izin venue yang mesti berkoordinasi dengan pihak RT/RW setempat atau Polisi setempat untuk mengadakan acara.

Maksimal tamu undangan di gedung yang biasanya mencapai 1.000 orang, pada masa pandemi ini hanya maksimal 300 orang.

Pihaknya pun selalu melakukan cek suhu terlebih dahulu kepada para tamu undangan, menyediakan hand sanitizer, memakai sarung tangan, masker dan face shield.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Liga Champions Man United vs PSG: Permainan Buruk Fred Dibalas dengan Neymar

Ketika duduk pun kursi harus berjarak 1,5 meter dari kursi lainnya, ia juga mengatur ketika tamu makan dan membuka masker, pihaknya lah turut andil dalam mengatur tempat duduk tamu akan agar tidak berkerumun.

“Waktu itu pernah ada yang 600 undangan, padahal maksimal 300, jadi kita bagi dua, ada yang shift pertama jam 8.00-10.00, nah pas shift duanya gimana caranya ngeyakinin tamu buat gantian sama yang shift kedua, belum lempar bunga dan saweran, tugas kita gimana nikahan gak garing tapi berkesan buat pengantin sambil mematuhi protokol kesehatan,” ujar Gina.

Ketika ditanya kisaran menikah di Kota Bandung, ia mengatakan tergantung budget pengantin dan grade, ada pun vendor yang memiliki pengalaman dan sudah malang melintang pasti grade nya pun kelas wahid.

Baca Juga: Kemensos Berikan Peluang kepada Penyandang Disabilitas untuk Berkarya di Dunia Kerja dan Wirausaha

Pernikahan yang sakral dan penuh ketegangan terutama para WO pun tak luput dari cerita unik selama acara pernikahan berlangsung.

Gina berbagi cerita tentang kejadian yang sampai saat ini masih ia ingat, yaitu ketika momen mas kawin yang tertinggal.

“Sebenernya banyak sih, cuman yang sampe saat ini aku inget ada yang mas kawinnya ketinggalan, padahal itu yang utama ya, terus akhirnya pulang dulu ngambil, jadi itu paling bodor hal yang pentingnya malah ketinggalan,” ucap Gina seraya tertawa.

Baca Juga: BPUM BLT UMKM Rp2,4 Juta Cair Desember 2020, Cek KTP dengan Login di https://eform.bri.co.id/bpum

Ia pun tak segan untuk berbagi tips bagi yang ingin menekuni bidang wedding planner, menurutnya hal yang paling penting adalah kemampuan organisir dan komunikasi.

Ada juga yang tak kalah penting, yaitu kesabaran. Ini yang harus digaris bawahi, karena harus siap mengahadapi banyak orang seperti pengantin, keluarga dan vendor.

“Biasanya banyak masalah itu di internal keluarga, nah disinilah peran WO untuk jadi penengahnya, oleh karena itu pentingnya kemampuan organisir, komunikasi, kesabaran dan kreatif karena orang inginnya beda-beda kan,” kata dia. 

Baca Juga: NCT Comeback, Final Album RESONANCE dengan 23 Member Akan Segera Dirilis pada 4 Desember

Momen akad nikah yang sakral dan penuh haru ternyata dirasakan juga oleh Gina. Terutama ketika mempelai pria, saksi, wali nikah dan penghulu di satu meja.

Kesedihan pun memuncak ketika mempelai wanita dipanggil dan Gina melihat keharuan di antara keluarga, terutama mempelai pria.

“Ketika si mempelai cewenya dipanggil, mata cowonya tuh kaya berbinar banget sambil diiringi lagu gitu, terus ketika duduk wali nikah suka nangis karena kaya yaAllah pengen melepas anak perempuannya, setelah akad beres ceria lagi aja,” kenang Gina.

Baca Juga: Peringati Hari Disabilitas Internasional 2020, Kemensos Gelar Acara Disabilities Show secara Virtual

Gina merasa beruntung bisa jadi bagian dari pekerjaan ini, pasalnya menurutnya pekerjaannya itu memudahkan orang lain dalam urusan ibadah, dalam artian pernikahan.

Suka dan duka yang ia jalani membuatnya bisa terus mengatur mood dan kesabaran dalam pekerjaannya, terlebih lagi, pekerjaannya di bidang jasa yang perlu memberikan hal terbaik kepada klien.

Pekerjaan ini layaknya lagu Elvis Presley berjudul Can’t Help Falling In Love yang selalu diputar di pernikahan, walaupun bosan didengar namun Gina tidak bisa berhenti jatuh cinta.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Tags

Terkini

Terpopuler