Jelang Musim Kemarau, Jokowi Beberkan 4 Cara Antisipasi Kebakaran Hutan

23 Juni 2020, 19:49 WIB
PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) saat memimpin rapat terbatas terkait antisipasi kebakaran hutan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa 23 Juni 2020.* //ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

PR BANDUNGRAYA - Kebakaran hutan masih menjadi masalah yang harus terus diawasi dan diantisipasi oleh Pemerintah, apalagi dalam waktu dekat musim kemarau akan terasa merata di seluruh wilayah Indonesia.

Laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa musim kemarau di Indonesia terbagi menjadi 17 persen pada April, 38 persen pada Mei, 27 persen pada Juni, dan sebagian besar daerah akan memasuki musim kemarah pada bulan Agustus.

Dalam Rapat Terbatas (Ratas) yang digelar di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa 23 Juni 2020, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pihaknya masih memiliki waktu sekira satu bulan untuk mengimbau dan mengingatkan akan pentingnya pencegahan kebakaran hutan.

Baca Juga: Seorang Warga Cimahi Positif Covid-19, Tetangganya Tolak Ikut Swab Test

Ada empat arahan yang ditekankan Jokowi dalam menangani dan mengantisipasi kebakaran hutan di tengah musim kemarau.

Pertama, manajemen lapangan. Jokowi meyebut manajemen lapangan harus terkonsolidasi dan terkoordinasi dengan baik. Jokowi menyarankan petugas yang bersangkutan lebih memanfaatkan teknologi dalam melakukan pengawasan di lapangan.

"Area-area yang rawan hotspot dan update informasi ini sangat penting sekali, manfaatkan teknologi untuk peningkatan monitoring dan pengawasan dengan sistem dashboard,” kata Jokowi sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari laman Sekretariat Kabinet, Selasa 23 Juni 2020.

Baca Juga: Begini Cara Membedakan Batuk Biasa dengan Batuk Gejala Covid-19

Dalam hal ini, Jokowi menyinggung cara kerja Polda Riau yang bisa menunjukkan kondisi lapangan secara rinci dan detail menggunakan dashboard.

”Saya kira kalau seluruh wilayah yang rawan kebakaran ini bisa dibuat seperti itu, saya kira pengawasan akan lebih mudah,” ujarnya.

Selain instrumen teknologi, Jokowi juga menekankan infrastruktur pengawasan yang merata hingga di tingkat paling rendah.

Baca Juga: John Kei, Nus Kei, dan Realitas Premanisme di Indonesia

”Ini juga gunakan Babinsa, Bhabinkamtibmas, kepala desa, ini gunakan karena memang api ini kalau masih kecil kalau bisa kita selesaikan akan lebih efektif, lebih efisien daripada sudah membesar baru kita pontang-panting,” tuturnya.

Kedua, Jokowi mengingatkan untuk sigap memadamkan api sekecil apapun itu, jangan sampai api membesar baru dipadamkan.

Ketiga, penegakan hukum harus benar-benar tegas, tak ada kompromi untuk menyelesaikan masalah kebakaran hutan.

Baca Juga: Blogger Muda Asal Rusia Tewas Mengenaskan saat Berkencan di Bali, Begini Kronologinya

Jokowi mengakui bahwa 99 persen kebakaran hutan disebabkan oleh ulah manusia baik disengaja maupun karena kelalaian.

Keempat, untuk mencegah kebakaran di lahan gambut, Presiden minta penataan ekosistem gambut dilakukan secara konsisten.

”Ini saya kira LHK, BRG, dan Kementerian PU ini terus menjaga agar tinggi muka air tanah terus dijaga agar gambut tetap basah. Dan dengan sekat kanal, embung, sumur bor, dan teknologi pembasahan lainnya saya kira sudah kita lakukan, hanya ini harus konsisten kita lakukan,” tutur Jokowi.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Setkab

Tags

Terkini

Terpopuler