PR BANDUNGRAYA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bersama BPPT, BNPB, BPBD DKI Jakarta, TNI AU dan Pemerintah Daerah DKI Jakarta dan instansi terkait melakukan teknologi modifikasi cuaca atau TMC sejak 21 Februari 2021 hingga saat ini.
Teknologi modifikasi cuaca dilakukan sebagai salah satu upaya mengantisipasi potensi banjir di Jabodetabek, dampak dari cuaca ekstrem yang diprediksikan akan melanda beberapw wilayah di Jabodetabek dalam sepekan ke depan.
Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, kegiatan teknologi modifikasi cuaca dilakukan terpusat di Bandara Halim Perdana Kusuma.
Teknologi modifikasi cuaca dilakukan dengan penyemaian garam pada sel-sel awan hujan yang berada diatas Laut Jawa dan Selat Sunda. Sehingga diharapakan proses kondensasi dapat berlangsung lebih cepat, sehingga hujan dapat turun di Laut Jawa dan Selat Sunda sebelum masuk ke daratan.
“Tim dari BMKG terlibat langsung dalam kegiatan tersebut. Mereka (Tim BMKG) bertugas memberikan informasi kondisi cuaca terupdate setiap saat yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penyemaian awan,” tutur dia seperti dikutip PRBandungRaya.com dalam siaran pers BMKG, Bandung, Jumat 26 Februari 2021.
Meskipun teknologi modifikasi cuaca sudah dilakukan, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan lebat disertai kilat atau petir, hujan es, dan dampak yang dapat ditimbulkannya. Mulai bencana banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.
Jabodetabek Waspada Cuaca Ekstrem
Berdasarkan hasil analisis BMKG dengan merujuk pada data observasi terkini dan model cuaca (baik single model maupun ensemble), diprakirakan curah hujan yang terjadi hari ini memiliki potensi sangat lebat dan dapat terjadi ekstrem yang tidak merata.