Profil Mixue: Menikmati Ice Cream dan Minuman Kekinian yang Outletnya Tersebar Dimana - Mana

- 6 November 2022, 14:30 WIB
Profil Mixue: Menikmati Ice Cream dan Minuman Kekinian yang Outletnya Tersebar Dimana - Mana
Profil Mixue: Menikmati Ice Cream dan Minuman Kekinian yang Outletnya Tersebar Dimana - Mana /Tangkap Layar YouTube Devina Hermawan/

 
BANDUNGRAYA.ID - Profil Mixue: Menikmati Ice Cream dan Minuman Kekinian yang Outletnya Tersebar Dimana - Mana.
 
Mixue Ice Cream & Tea saat ini sangat viral dan sangat populer di Indonesia. Es krim asal China ini memiliki 20 ribu gera waralaba di Asia, salah satunya di Indonesia.

Minuman satu ini sangat digemari oleh semua kalangan.

Di samping rasanya yang enak, es krim ini menawarkan harga yang murah-meriah, yakni dimulai dari harga Rp8 ribu untuk es krim cone dan Rp25 ribuan untuk varian lainnya.

Baca Juga: Keren! Video Klip Ice Cream BLACKPINK ft Selena Gomez Nyaris Raih 7 Juta Like YouTube dalam 24 Jam

Lebih dari 300 outlet Ice Cream Mixue tersebar di tiga pulau di Indonesia, dari Jawa, Sumatra hingga Bali.13 Jun 2022.

Di Kota Bandung outlet nya pun tersebar
dimana - mana, ada enam puluh lebih outlet Mixue tersebar di Kota Bandung.

Perusahaan es krim asal China ini didirikan oleh Zhang Hongchao Mixue Ice Cream & Tea pada 1997. Perjalanannya dimulai dengan menjual es serut di sebuah toko minuman dingin, yang khusus membuat es serut.

Zheng ketika itu bekerja paruh waktu, sambil menyelesaikan studinya.
Setelah beberapa saat bekerja di tempat penjual es serut, Zheng itu mengumpulkan keberanian untuk memulai bisnisnya sendiri. Saat itu, ia mendapatkan modal sekitar 4.000 yuan atau setara Rp 8 juta (kurs Rp2.000) dari neneknya.

Baca Juga: Trending Nomor 1 di YouTube, Lagu Ice Cream BLACKPINK Feat Selena Gomez Raih 43 Juta Penonton

Bermodalkan keberanian dan uang 4.000 yuan atau setara Rp 8 juta (kurs Rp 2.000) dari neneknya, ia mulai mendirikan kios es serut.

Toko bernama "es serut aliran dingin" ini adalah pendahulu Mixue Bingcheng, perjalanan kewirausahaan Zhang Hongchao pun dimulai.

Modal awal yang terbatas membuat peralatan tokonya juga sangat sederhana. Bahkan mesin untuk memproduksi es serutnya pun dirakit oleh Hongchao dengan membeli motor, meja putar, dan Pemotong.

Produk utama toko ini juga terbatas, hanya ada es serut, es krim, dan smoothie. Setelah bisnisnya berangsur-angsur berkembang, ia mulai menjual teh susu di tokonya.

Dengan kegigihannya, Hongchao dapat memperoleh lebih dari 100 yuan (Rp 200 ribu) sehari. Namun ia mulai menemukan masalah, yakni produknya yang terpengaruh musim. Karena itulah, ia gagal dan toko pertamanya ini terpaksa ditutup.

Hongchao tidak menyerah seketika. Dengan keberaniannya, di tahun 1999 ia kembali mendirikan toko es serut berikutnya dan mengganti nama menjadi Mixue Bingcheng (MXBC).

Berbagai tantangan pun ia hadapi selama bertahun-tahun, hingga barulah di tahun 2006 ia akhirnya menemukan tempatnya di pasaran.

Di tahun itu, sejenis es krim dari Jepang berbentuk seperti obor mulai muncul di Zhengzhou, bertepatan dengan Olimpiade Beijing 2008. Es krim itu yang kita kenal dengan nama es krim cone. Akibatnya, harga es krim, yang semula satu atau dua yuan, telah meningkat lima atau sepuluh kali lipat.

Dari sanalah, ia menemukan peluang bisnis dan berhasil menciptakan formula es krim yang murah. Ia pun berhasil mengeluarkan produk es krim seharga 2 yuan atau setara Rp 4.000, di saat toko lain menjual hingga 10 yuan (Rp 20.000). Bisnisnya pun berkembang pesat dan digandrungi banyak peminat kala itu.

Pada tahun 2007, ambisi Hongchao membawanya untuk membuka waralaba. Akhirnya di tahun itu, lusinan toko dibuka dengan cepat di Provinsi Henan, tempat kantor pusat berada. Bahkan satu tahun kemudian, jumlahnya mencapai 180 gerai.

Dan pada tahun 2008 itu, Mixue Bingcheng secara resmi menjadi sebuah perusahaan.

Mixue Bingcheng diam-diam menjadi merek bubble tea tunggal terlaris di China, dengan pendapatan tahunan 6,5 miliar yuan (Rp 13 triliun) dalam setahun.

Pada 2018, Hongchao akhirnya melakukan ekspansi besar-besaran ke berbagai negara seperti Vietnam Singapura, Malaysia, hingga Indonesia.

Pada awal 2021, bisnis ini diperkirakan berhasil meraih pendapatan sebanyak 20 miliar yuan atau setara Rp 40 triliun, mengalahkan merek bubble tea premium lainnya.***

Editor: Siti Resa Mutoharoh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x