Benarkah Megathrust Segera Guncang Indonesia Susul Gempa di Sukabumi dan Sejumlah Wilayah Jabar Lainnya?

- 8 Desember 2022, 13:38 WIB
Peta Megathrust Indonesia
Peta Megathrust Indonesia /Sulis Setiowati /Situs @bmkg.go.id

BANDUNGRAYA.ID - Benarkah Megathrust segera guncang Indonesia susul gempa di Sukabumi dan sejumlah wilayah Jabar lainnya?

Belum usai kehebohan terkait gempa M5,8 yang terjadi pagi ini di Tenggara Kota Sukabumi, BMKG kembali merilis informasi gempa terbaru.

Kali ini gempa melanda wilayah Pacitan yang terletak di Selatan agak ke Barat Daya Pulau Jawa pada pukul 09:49:14 WIB.

Baca Juga: Gempa M5,8 Terjadi di Sukabumi, Inilah Wilayah yang Terdampak dan Definisi Skala MMI yang Digunakan

Pusat gempa berada di 99 km Barat Daya Pacitan atau tepatnya pada 8,99 LS 110,73 BT.

Efek gempa tidak terlalu besar dirasakan warga mengingat pusat gempa berada di kedalaman laut.

Namun demikian, tetap terdapat wilayah daratan yang merasakan efeknya, yaitu wilayah Pacitan, Trenggalek, dan Bantul dengan kekuatan gempa sebesar II MMI.

Baca Juga: Begini Karakteristik dan Letak Sesar Cimandiri Diduga Picu Gempa Cianjur 21 November 2022, Warga Jabar Tahu?

Skala II MMI memberi isyarat bahwa di tiga wilayah tersebut kemungkinan hanya sebagian warga yang merasakan getaran, dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Sebagaimana diketahui, akhir-akhir ini gempa demi gempa sering kali terjadi dengan jarak kejadian yang tsk terlalu jauh.

Di tahun 2022 saja sudah tercatat sejumlah gempa berkekuatan di atas M4,5 terjadi. Diawal dengan gempa Pandeglang Banten dengan skala M6,6 pada 14 Januari 2022.

Baca Juga: INFO TERBARU: BMKG Analisis Faktor Ini Jadi Sebab Fatalnya Dampak Gempa Cianjur 21 November 2022

Pada 31 Oktober 2022 Wilayah Barat Daya Sukabumi juga mengalami gempa bumi dengan kekuatan M4,7 dengan pusat gempa 87 km di kedalaman laut.

Usai Sukabumi, Cianjur juga mengalami gempa pada 21 November 2022. Gempa dengan kekuatan M5,8 tersebut menyebabkan banyak korban manusia berjatuhan dan kerusakan materiel yang besar.

Setelahnya, giliran wilayah Garut yang mengalami gempa bumi, tepatnya pada 3 Desember 2022. Pusat gempa berkekuatan M6,4 tersebut berada di 52 km Barat Daya Garut di kedalaman 118 km.

Benarkah Megathrust segera guncang Indonesia susul gempa di Sukabumi dan sejumlah wilayah Jabar lainnya?

Menjawab pertanyaan tersebut, sejumlah ahli geologi dan seismologi menilai bahwa hasil kajian ilmiah menunjukkan bahwa wilayah Indonesia memang berisiko mengalami gempa Megathrust.

Apa itu Megathrust? Megathrust adalah sebuah fenomena alam berupa gempa bumi dengan daya dorong yang sangat kuat yang dapat menciptakan gelombang tsunami dan dampak kerusakan yang sangat besar di daratan.

Wilayah Indonesia memang memiliki zona Megathrust yang membentang di sepanjang wilayah Barat Daya Sumatra, Selatan Jawa, hingga ke Selatan Jawa Timur dan Nusa Tenggara.

Wilayah yang sebagian besar berada di perairan Selat Sunda tersebut dikenal dengan sebutan Zona Subduksi Selat Sunda atau Sunda Megathrust.

Merujuk pada pernyataan berbagai peneliti geologi dan seismologi, setidaknya terdapat 13 titik Megathrust di Indonesia.

Ketiga belas titik Megathrust itu membentang dari pesisir Barat Sumatra, Selatan Jawa termasuk perairan Banten, hingga ke Selatan Nusa Tenggara.

Wilayah lain yang turut terdampak jika gempa Megathrust terjadi meski dengan intensitas tak sebesar di wilayah utama Megathrust adalah pesisir Utara Jakarta (sebagian Kepulauan Seribu dan Jakarta Utara).

Peristiwa Megathrust sudah pernah terjadi secara periodik sejak setidaknya tahun 1400an. Melihat tahun terjadinya gempa-gempa besar dan tsunami, terdapat siklus 200 tahunan.

Secara hitungan matematis, setelah melalui periode 200 tahunan 1400an, 1600an, 1800an, maka secara teori gempa Megathrust itu harus terjadi di tahun 2000an.

Meski demikian para peneliti tidak dapat memastikan kapan persisnya gempa bumi dengan kekuatan di atas M8 ini akan terjadi. Yang pasti, jika perhitungan matematis itu benar, maka dalam kurun 40 tahun ke depan gempa tersebut akan terjadi. Hal ini sebagaimana dikemukakan Heri Andreas, peneliti Geodesi ITB kepada awak TVOneNews.

Heri juga menjelaskan bahwa fenomena gempa-gempa yang terjadi beruntun di Indonesia belakangan ini bisa dinilai sebagai gempa-gempa pendahulu sebelum terjadinya Megathrust.

Namun, untuk dapat terjadi, gempa Megathrust ini tak harus didahului oleh gempa-gempa berkekuatan sekitar M5 seperti yang marak terjadi belakangan ini.

Contohnya gempa besar yang menyebabkan terjadinya tsunami di Aceh pada 2004 silam yang tidak didahului oleh gempa-gempa yang lebih kecil sebelumnya.

Heri menambahkan bahwa justru sebenarnya gempa dan tsunami Aceh itu tidak terprediksi sebelumnya.

Para ahli justru lebih memprediksi gempa besar akan lebih dahulu terjadi di jalur titik Megathrust mulai pesisir Barat Sumatra hingga Selatan Nusa Tenggara.

Pertanyaannya sekarang, apakah gempa Sukabumi M5,8 yang terjadi pagi ini merupakan salah satu gempa yang memicu terjadinya gempa Megathrust di kemudian hari?

Daryono, Koordinator Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG, melalui akun Twitter pribadinya menyatakan bahwa gempa Sukabumi tadi pagi bukan salah satu pemicu Megathrust.

Menurutnya gempa Sukabumi kali ini merupakan gempa Benioff. Gempa Benioff merupakan gempa dalam lempeng Indo-australia.

Sunda Megathrust merupakan gempa dengan daya dorong sangat besar yang disebabkan bertemunya lempeng Indo-australia dengan subduksi di bawah lempeng Sunda.

Secara pribadi Daryono mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik karena dugaan gempa Sukabumi memicu gempa Megathrust tidak benar adanya.***

Editor: Raabi Ghulamin Halim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x