Network
BANDUNGRAYA.ID - Inilah sosok kiai yang diduga mencabuli 11 santriwati dan 4 ustadzah di Jember dan berjanji akan jalan jongkok sambil telanjang ke Jakarta jika terbukti bersalah.
Seorang kiai dengan nama asli Muhammad Fahim Mawardi kini tengah ramai diperbincangkan di media sosial, usai viralnya kasus dugaan perselingkuhan dan pencabulan kepada santriwati dan ustadzah di sebuah pesantren.
Kiai Muhammad Fahim Mawardi Sendiri merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al Djaliel 2 di Desa Mangaran, Kabupaten Jember.
Dugaan pencabulan ini dilaporkan langsung oleh sang istri, Himatul Aliyah yang biasa disebut Bu Nyai krpada pihak kepolisian Jember. Bahkan, Bu Nyai juga mengajak para korban untuk melaporkan kasus ini kepada Polres jember.
Bu Nyai melaporkan suaminya atas dugaan perselingkuhan dengan menyertakan bukti rekaman CCTV video yang telah diserahkan kepada polisi.
Sementara itu, pihak kepolisian langsung menggeledah Pondok Pesantren dan rumah kiai tepat pada hari Kamis, 5 Januari 2023. Polisi juga telah menyita sejumlah barang bukti dan terus memantau lokasi TKP.
Baca Juga: VIRAL! Video Qoriah di Sawer Bak Biduan Dangdut: Kang Abay Murka, Bilang Begini!
Namun, Fahim Mawardi rupanya membantah dugaan tersebut, bahkan ia berani berjanji akan berjalan jongkok sambil telanjang ke Jakarta jika dugaan tersebut benar adanya.
Selain itu, ia juga berjanji akan membeli video rekaman yang dilaporkan istrinya dengan harga Rp100 juta jika benar video itu menunjukkan perselingkuhannya dengan seorang ustadzah.
Fahim Mawardi mengaku tidak keberatan jika dirinya disebut secara lengkap oleh media, ia juga mengakui bahwa ingin bicara blak-blakan atas kasus yang menimpa dirinya saat ini.
Baca Juga: PROFIL Jhon Lbf, Pengusaha Viral yang Janjikan Gaji 10 Juta Per Bulan untuk Tiko
Namun, hingga kini sang kiai mengaku bahwa kesehatannya terganggu sehingga meminta kepada pihak kepolisian agar pemeriksaannya ditunda.
Hal itu disampaikan melalui pengacaranya, Andy Cahyono Putra.
"Kondisi kesehatan beliau drop, sakit. Kami meminta agar dilakukan penundaan waktu pemeriksaan," kata pengacara Fahim.***
