PR BANDUNGRAYA - Dalam rangka peringatan HUT ke-75 TNI yang jatuh pada 5 Oktober ini, TNI diminta untuk meningkatkan kemampuan dan persenjataan untuk menghadapi ancaman hibrida.
Dilansir Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari Antara, ancaman hibrida yang dimaksud adalah ancaman senjata kimia, biologi, radiasi, dan nuklir.
"Melalui peringatan HUT ke-75 ini, TNI diharapkan segera meningkatkan kemampuan dan persenjataannya untuk menghadapi ancaman CBRN (chemical, biology, radiation, and nuclear)," kata pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas Kertopati, dalam keterangan tertulisnya.
Baca Juga: Viral di TikTok hingga Twitter, Pernyataan Orang Tua Mahasiswa Soal Mahalnya Biaya Wisuda Online
Wanita yang akrab disapa Nuning itu memaparkan bahwa ancaman senjata nuklir, senjata kimia, dan senjata radiasi memiliki skala tinggi untuk dideteksi.
"Senjata biologi dan pertahanan negara anti senjata biologi merupakan ilmu pengetahuan yang harus dikuasai," tuturnya.
Menurut Nuning, HUT TNI tahun ini terbilang cukup unik. Pasalnya TNI dihadapkan pada pandemi Covid-19, yang merupakan bencana non alam, sehingga masuk dalam operasi militer selain perang (OMSP).
Baca Juga: Harga iPhone 11 Pro Dikabarkan Akan Turun hingga Rp 8.1 Juta jika iPhone 12 Telah Dirilis
Maka dari itu, TNI diwajibkan untuk ikut serta dalam menanggulangi pandemi Covid-19 secara terukur dan sistematis.
Pandemi Covid-19 termasuk dalam ancaman nirmiliter, yang berbeda dengan ancaman militer dan ancaman nonmiliter.