Adanya larangan meminum alkohol di stadion hingga berpesta membuat fans bola mengurungkan datang ke Qatar. Kalaupun diperbolehkan, harga beli alkohol sangat mahal.
“Jadi fans zone-nya juga menjadi mungkin terbatas. Lalu mungkin soal hukum-hukum setempat yang tidak memudahkan buat pendatang-pendatang dari belahan dunia, baik itu Eropa maupun Amerika Latin. Karena kan persepsi suporter Piala Dunia datang langsung ke tuan rumah ke negara penyelenggara itu semacam pesta lah akan mendapatkan situasi yang tidak maksimal di Qatar,” tutup pengamat sepakbola kelahiran Bandung, Jawa Barat ini.
2. Piala Dunia 2022 digelar pada kahir tahun
Faktor ekonomi sangat berpengaruh, pelaksanaan Piala Dunia yang ada di akhir tahun juga itu bisa pengaruh karena dari sisi penjualan kan biasanya di akhir kuartal itu sudah terbatas.
3. Pandangan buruk terhadap Qatar
Qatar sebagai tuan rumah dari Piala Dunia 2022 dipandang buruk oleh media-media eropa. Tersiar kabar bahwa ribuan buruh migran meninggal saat pembangunan insfrastruktur.
Larangan pemerintah Qatar kepada kaum LGBT menjadi salah satu alasan gelaran Piala Dunia di Qatar sepi.
Isu-isu di Qatar yang mendiskriminasi pada perempuan dan kaum LGBT, serta tingkat kematian dikalangan pekerja proyek pembangunan membuat selebriti menolak tampil dalam pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar.
Rod Strewart adalah salah satu selebritis yang menolak tampil di pembukaan Piala Dunia 2022 meskipun ditawari belasan milyar.