3 Hakikat Sholat Jumat yang Solutif namun Jarang Orang Paham, Begini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

28 Oktober 2022, 08:09 WIB
3 Hakikat Sholat Jumat yang Solutif namun Jarang Orang Paham, Begini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat /Foto: UNSPLASH/Masjid Pogung Raya/

BANDUNGRAYA.ID - Bukan sekadar ibadah ritual, terdapat tiga hakikat sholat Jumat yang solutif namun jarang orang paham.

Begini penjelasan Ustadz Adi Hidayat tentang tiga hakikat sholat Jumat yang solutif itu dalam khotbah yang disampaikannya pada 14 Juli 2022.

Khotbah ini dipaparkan Ustadz Adi Hidayat di hadapan jamaah sholat Jumat di Masjid KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Baca Juga: 4 Janji Allah Bagi Orang yang Biasa Shalat Tahajud, Ustaz Adi Hidayat: Sulit tapi Ganjarannya Besar

Ustadz Adi Hidayat mengawali khotbah dengan menceritakan keutamaan dan sejarah hari Jumat.

Dijelaskan Ustadz Adi Hidayat bahwa beberapa keutamaan hari Jumat antara lain:

1. Diciptakannya Nabi Adam AS
2. Dimasukkannya Nabi Adam AS ke dalam surga

3. Diutusnya Nabi Adam AS ke bumi untuk mulai membawa risalah kenabian
4. Diwafatkannya Nabi Adam AS

5. Diturunkannya Al-Qur'an sebagai petunjuk hidup umat manusia
6. Ditetapkannya hari kiamat

Nabi Adam merupakan representasi siklus hidup umat manusia yang ada di bumi hingga saat ini.

Selain keutamaan hari Jumat, Ustadz Adi Hidayat juga menjelaskan tentang sejarah hari Jumat pada zaman jahiliah di negeri Arab.

Ustadz yang kerap membagikan ceramahnya lewat akun YouTube Adi Hidayat Official ini menjelaskan bahwa pada zaman jahiliah orang juga mengkhususkan hari Jumat.

Berbeda dengan umat Muslim saat ini, hari Jumat dirayakan oleh mereka sebagai hari Al-Arubah, hari menebar kasih sayang.

Baca Juga: Keutamaan Mandi Jumat; Pahala Seperti Orang Berkurban

Namun, pada perkembangannya, hari tersebut dijadikan sebagai hari berbangga dan berpesta memamerkan kesuksesan dan kehebatan mereka.

Orang-orang sukses itu berasal dari empat golongan, yaitu:

1. Kaum pebisnis atau pedagang (At-Tujar)
2. Kaum penyair (Asy-Syu'ra)

3. Kaum dukun (Al-Kuhan)
4. Kaum penyihir (Sahir)

Kaum pedagang yang terkaya, kaum dukun yang mereka yakini mujarab membantu melariskan dagangan kaum pedagang, akan disanjung dan dipamerkan.

Bentuk sanjungan itu dilakukan dengan mengukir nama-nama mereka pada ka'bah sehingga masyarakat pada saat itu mengetahuinya.

Ustaz Adi menganalogikan aktivitas kaum jahiliah Arab itu seperti apa yang dilakukan orang-orang zaman sekarang.

Orang-orang yang hidupnya hanya sibuk bekerja mencari kejayaan dunia di lima hari pertama tiap minggunya.

Baca Juga: Inilah Lafaz Doa Pagi Hari Arab, Latin, dan Terjemahan, Serta Keutamaan yang Terkandung Jika Rutin Dibacakan

Kemudian tiba akhir pekan, mereka menghibur diri dengan merayakan kesuksesannya, antara lain dengan pesta dan piknik.

Tak berhenti di situ, mereka lalu sibuk memamerkan apa yang mereka definikan sebagai kejayaan dan kebahagiaan itu lewat media sosial.

Begitu terus manusia berkegiatan berulang-ulang, tanpa menyisakan sedikit pun aktivitas yang lebih esensial yang berorientasi pada kepedulian terhadap sesama.

Tiba waktunya Allah SWT mengutus Rasulullah Muhammad SAW ke bumi membawa risalah untuk memperbaiki gaya hidup umat manusia.

Hari tersebut kemudian diganti menjadi hari Jumat yang sarat dengan nilai-nilai dan aktivitas yang tak hanya fokus pada diri sendiri melainkan juga mempedulikan kondisi sekelilingnya.

Pada hari Jumat terdapat sebuah ibadah yang paling utama, bahkan diperintahkan Allah secara khusus dalam Al-Qur'an surat Al-Jumu'ah (surat ke-62) ayat 9:

"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan sholat pada hari Jumat, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

Pada bagian selanjutnya, Ustaz Adi Hidayat juga menjelaskan setidaknya terdapat tiga hakikat ibadah sholat Jumat yang solutif yang jarang orang pahami.

Tiga hakikat sholat Jumat yang solutif tersebut berdasarkan makna katanya, yaitu:

1. Hakikat persatuan

Jumat mengandung kata al-jama'u yang berarti datang berkumpul di sebuah majelis.

2. Hakikat sinergisme

Jumat juga mengandung makna at-ta'aruf yang berarti saling mengenal.

3. Hakikat kemaslahatan

Jumat juga mengandung makna Al-ihtimam yang berarti saling memberi perhatian dan kepedulian.

Poin inilah yang dimaksud dengan Jumat yang solutif, yaitu Jumat harus menjadi saat di mana orang-orang beriman peduli pada masalah-masalah yang dihadapi saudaranya.

Kepedulian itu ditandai dengan saling memberikan bantuan sehingga menjadi solusi atas permasalahan tersebut. Itulah makna Jumat yang solutif.

Ustaz Adi mempertegas bahwa orang beriman ketika datang ke majelis salat Jumat bukan sekadar datang, berkumpul, mendengar khotbah, salat Jumat, lalu pulang.

Berkumpulnya orang beriman juga berarti ia mengenali dan memperhatikan siapa saja yang ada di samping kanan, kiri, depan, dan belakangnya.

Karenanya, pada zaman Rasulullah, tidak ada orang datang salat Jumat kecuali dikenali siapa dirinya, diketahui apa keperluannya, dan apa kebutuhannya.

Jadi, tidak ada orang datang untuk melaksanakan ibadah salat Jumat kecuali selesai urusannya, terpenuhi kebutuhannya, terpecahkan masalahnya.

Baca Juga: Bacaan Surat Yasin 83 Ayat Lengkap Tulisan Arab, Latin dengan Artinya Bisa Dibaca Malam Jumat

Jika ketiga hakikat salat Jumat yang solutif ini dilaksanakan, maka akan terwujud persatuan umat, sinergisme, dan kemaslahatan yang didambakan bersama.

Ada orang sakit, di majelis salat Jumat bertemu seorang dokter, selesai persoalan sakitnya.

Ada seorang mahasiswa, di majelis salat Jumat bertemu seorang dosen lalu curhat masalah di kampusnya, selesai persoalannya.

Ada pengangguran, ke majelis salat Jumat bertemu seorang pengusaha, selesai masalahnya.

Pertanyaan selanjutnya, setelah berselang 15 abad, di mana hakikat Jumat yang diinginkan Rasulullah SAW seperti itu?

Kalau sekadar datang, duduk, berkumpul, orang-orang jahiliah di masa lalu juga sudah melakukannya, sebagaimana dipaparkan Ustaz Adi di awal.

Jumat harus berbeda bagi orang beriman. "Iman kita dipertaruhkan dalam menampilkan esensi Jumat dalam berkehidupan", pungkas Ustaz Adi.

Itulah tiga hakikat sholat Jumat yang solutif yang jarang orang paham, sebagaimana dijelaskan Ustadz Adi Hidayat.***

 

Editor: Raabi Ghulamin Halim

Tags

Terkini

Terpopuler