Kata 'Jas Merah' Ir Soekarno Ramai Dicuitkan Netizen, Kontra Soal Rencana Penghapusan Mapel Sejarah?

18 September 2020, 20:15 WIB
Ir Soekarno. /Istimewa

PR BANDUNGRAYA - Sosial media Twitter diramaikan dengan pembahasan kurikulum baru yang diterapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sebagaimana dilaporkan RRI, dalam kurikulum baru, mata pelajaran sejarah tidak lagi diwajibkan bagi siswa tingkat SMA sederajat. 

Untuk kelas 10, mata pelajaran sejarah akan digabung dengan mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS).

Baca Juga: Kampanye ‘Semua Rp1’ ShopeePay Dorong Adopsi Transaksi Contactless dengan Lebih dari 8 Juta Voucher

Sementara Bagi kelas 11 dan 12 mata pelajaran sejarah hanya masuk dalam kelompok peminatan yang bersifat tidak  wajib.

Penerapan kebijakan berupa penyederhanaan kurikulum ini rencananya akan diterapkan mulai Maret 2021 mendatang.

Hal ini sontak menjadi perbincangan, dan mengundang warganet untuk mengemukakan pendapatnya terhadap isu penghapusan mata pelajaran sejarah, yang dengan kata kunci ‘jas merah’.

Baca Juga: Update Persebaran Covid-19 Karawang Hari Ini 18 September 2020: Satu Kasus Probable Berujung Maut

Banyak warganet yang menyayangkan jika benar mata pelajaran sejarah dihapuskan, hal ini mirip dengan apa yang sempat dikatakan Presiden Pertama Indonesia Ir Soekarno berikut ini.

“Djangan sekali-kali meninggalkan sedjarah,”

Kutipan itu terkenal keluar dari Ir Soekarno yang sering disebut sebagai Jas Merah.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING I-LAND Episode Final di Joox, YouTube, dan Viki: Bakal Ada BTS dan TXT

Pemilik akun Twitter @Najjay_DO turut menanggapi isu penghapusan mata pelajaran sejarah. Menurutnya hal ini akan membuat penerus bangsa selanjutnya tidak mengetahui tentang sejarah Indonesia dahulu.

“What happend sama JAS MERAH? Kalo sejarah nggak jadi pelajaran wajib di SMA, gimana calon penerus bangsa yang tidak tau sejarah NKRI? Banyak kasus-kasu yang seharusnya di usut, malah perlahan dimusnahkan,” kata dia.

Begitu juga dengan cuitan dari salah satu pemilik akun Twitter bernama @SunflowerRain__, menurutnya sejarah itu penting, sebab untuk mengingatkan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa depan.

Baca Juga: Asyik! Epic Games Kembali Bagi-bagi Game Gratis, Begini Cara Download Football Manager 2020

“Begitu miris saat sejarah dihapus dari kurikulum wajib. Bukankah masa lalu ada untuk dipelajari? Bukankah kesalahan ada agar tidak terulang? Kini kalimat jas merah hanya sebata kalimat saja. Bangsa ini sudah tidak besar lagi, karena sudah tidak lagi menghargai jasa para pahlawannya,” kata dia.

Sementara itu, Agustus lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim, mengumumkan perihal kurikulum darurat yang akan diberlakukan selama satu tahun ajaran 2020/2021.

“Kami telah menyusun kurikulum darurat yaitu penyederhanaan kompetensi dasar yang ditunggu-tunggu. Ini ada di semua jenjang,” kata Nadiem dalam keteranagannya taklimat media Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, secara virtual, di Jakarta, pada Jumat 7 Agustus 2020 lalu.

Baca Juga: BLT Rp600 Ribu Cair, Para Buruh Ceritakan Cara Mereka Manfaatkan Bantuan pada Menaker Ida Fauziyah

Ia menjelaskan, Kemendikbud telah mengurangi secara dramatis Kompetensi Dasar (KD) untuk setiap mata pelajaran. Kurikulum ini adalah bagian dari hasil kurikulum lama yakni tahun 2013, yang dikembangkan ke KD.

Mendikbud berharap penyederhanaan ini adalah siswa tidak terbebani dengan terlalu banyak kompetensi dasar. Menurutnya secara psikologis, siswa juga diharapkan lebih tenang karena materi yang didapatkan tidak terlalu banyak.

“Mereka boleh menggunakan Kurikulum 2013 silahkan, tapi bagi yang membutuhkan kurikulum yang lebih sederhana diperbolehkan menggunakan kurikulum darurat,” ucapnya.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Twitter RRI

Tags

Terkini

Terpopuler