Tak tersisa, mungkin serupa aku yang berjalan kecil dan berkata: "Aku hanyalah seorang lelaki yang selalu saja tak mampu menafsir cinta, kesetiaan, dan ketabahanmu..."
Baca Juga: KABAR POPULER HARI INI: KPK Buka Suara Terkait Isu Gibran hingga Wacana Presiden Menjabat 3 Periode
Dan keheningan pun kian lengkap, Ibu.
Aku tiba-tiba ingin terus menciumi keningmu, menciumi tanganmu, menyembunyikan puisi lukaku di kelembutan pelukmu, membaca peta perjalananku di ketegaran langkah kakimu.
Aku tiba-tiba ingin terus melakukan itu. Sebelum kelak aku menjadi sisa-sisa kata, lantas angin meniupnya perlahan, atau mungkin menjadi sisa-sisa kenangan yang berulangkali ingin dilupakan.
Ketika hari kian meninggi, izinkan aku untuk tetap memunguti hangatnya doa-doa yang selalu mengalir dari kejernihan matamu.
Baca Juga: Uang Insentif Kartu Prakerja Belum Cair? Segera Manfaatkan Fasilitas Ini
2. Puisi Hari Ibu 2020
Kehidupan Ibu
Oleh: Catatan Kafil