BANDUNGRAYA.ID - Sebelum berangkat menuju tempat Sholat Ied, alangkah baiknya kita melakukan hal-hal yang disunnahkan Nabi Muhammad SAW di Hari Raya Idul Fitri.
Adapun amalan yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk kita lakukan sebelum Sholat Ied di Hari Raya Idul Fitri yakni tiga hal. Apa sajakah itu?
Ustadz Adi Hidayat menyebutkan, berdasarkan tuntunan Alquran dan Hadist Nabi SAW tentang tahapan persiapan Hari Raya Idul Fitri ada tiga hal.
“Persiapan yang pertama adalah berwudhu, standar dasarnya atau kita mengambil Sunnah Nabi tertinggi yaitu mandi mesar dalam pengetian fiqih,” tutur Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya dilansir BANDUNGRAYA.ID dari YouTube Ukhti HTA pada Jum'at 29 April 2022.
Lanjut Ustadz Adi Hidayat, mencari pakaian terbaik sebagai Hadist riwayatnya disampaikan langsung cucu Nabi SAW yakni Hasan bin Ali. “Mencari pakaian yang terbaik, ukuran standar fiqih,” kata Ustadz Adi Hidayat.
Kemudian kata Ustadz Adi Hidayat, dalam tahap persiapan ketiga ini, kita melakukan sunnah Nabi SAW dengan mencicipi makanan.
“Mencicipi makanan yang menandakan bahwa Ramadhan telah selesai. Sebagian ulama menganjurkan makanan serupa yang telah dilakukan Nabi SAW. Sehingga para ulama menyebut sunnah mengkonsumsi kurma dalam jumlah bilangan ganjil,” jelas Ustadz Adi Hidayat.
Jika tidak ada kurma, menurut Ustadz Adi Hidayat, kita bisa mencicipi makanan nilai rasa serupa atau mendekatinya.
“Seperti rasa manis misalnya dan memiliki kandungan glukosa sehingga, bisa memberikan kekuatan kepada tubuh, bukan sekedar menunjukan bahwa puasa selesai,” terang Ustadz Adi Hidayat.
Selanjutnya, memasuki pada momentum sangat penting, yang menandai rasa syukur kita kepada Allah SWT, karena sudah diberikan kesempatan menunaikan ibadah siyam.
“Dalam QS. Al-Baqarah Ayat 185, Allah menyampaikan, ukuran keberhasilan orang takbir saat Hari Raya Idul Fitri adalah ketika ia mampu bersyukur kepada Allah SWT,” jelas Ustadz Adi Hidayat.
QS. Al-Baqarah Ayat 185
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Arab Latin: Syahru ramaḍānallażī unzila fīhil-qur`ānu hudal lin-nāsi wa bayyinātim minal-hudā wal-furqān, fa man syahida mingkumusy-syahra falyaṣum-h, wa mang kāna marīḍan au 'alā safarin fa 'iddatum min ayyāmin ukhar, yurīdullāhu bikumul-yusra wa lā yurīdu bikumul-'usra wa litukmilul-'iddata wa litukabbirullāha 'alā mā hadākum wa la'allakum tasykurụn
Artinya : "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, kaidah syukur dalam Alquran dan Hadist-Hadist Nabi SAW akan selalu terklasifikasikan pada dua bagian."
Menurutnya akan ditemukan aspek ritual dalam bentuk sholat. Dan ini kita dapati isyarat dalam Alquran dalam surah Al Kautsar. Muhammad SAW kami telah anugerahkan kepadamu nikmat yang sangat banyak, kami jaminkan kenikmatan terbaik di surga nanti sampai engkau mengatakan saya puas ya Allah.
"Untuk itu, sebelum sampai ke sana, syukuri dulu semua nikmat ini, dengan cara sholat," pungkas Ustadz Adi Hidayat.