Penjual Madu di Sumedang Banjir Orderan saat Pandemi, Kades: Tingkatkan Pendapatan Keluarga

8 Juni 2020, 09:59 WIB
ILUSTRASI tempat pemeliharaan lebah.* /PIXABAY

PR BANDUNGRAYA - Seiring dengan berlangsungnya pandemi virus corona atau COVID-19, permintaan atas madu hasil produksi warga di Desa Suriamukti, Kabupaten Sumedang mengalami peningkatan.

Desa Suriamukti terkenal dengan hasil olahan madu yang bagus dan berkualitas, sebab desa ini memiliki sumber madu yang mumpuni yang terdapat di wilayah hutan Desa Suriamukti.

Dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari laman Humas Pemkab Sumedang, meskipun penjualan olahan madu mengalami peningkatan, disebutkan bahwa peningkatan itu tidak bergerak begitu signifikan, namun hal ini cukup membanggakan sebab banyak usaha UMKM lain justru merugi di tengah pandemi.

Baca Juga: Simak Empat Jalur PPDB 2020 Kota Bandung, Siswa Luar Kota Bisa Daftar Melalui Jalur Prestasi

Permintaan madu sendiri bukan hanya datang dari masyarakat lokal di Desa Suriamukti, tetapi banyak juga permintaan madu dari luar desa.

Kepala Desa Suriamukti, Iwan Suprihatman mengatakan bahwa usaha pembuatan madu merupakan usaha sampingan masyarakat Desa Suriamukti.

Kendati hanya dijadikan sebagai usaha sampingan, pembuatan madu ini cukup bisa meningkatkan pendapatan masing-masing keluarga di desa tersebut.

Baca Juga: BTS Rayakan Hari Kelulusan Pelajar dalam Dear Class of 2020, RM: Hari Istimewa Sepanjang Sejarah

"Masyarakat yang berusaha madu di Desa Suriamukti memang tidak banyak, namun usaha ini bisa meningkatkan pendapatan keluarga," kata Iwan.

Iwan menuturkan madu dari wilayah hutan Desa Suriamukti cukup dikenal karena kualitasnya yang bagus.

Wilayah hutan di sana memiliki potensi tinggi untuk menghasilkan madu, sehingga para pencari madu banyak berdatangan.

Baca Juga: Sinopsis Baywatch, Kisah Penyelamatan Para Penjaga Pantai Tayang Malam Ini

"Para pencari madu tidak hanya merupakan warga Desa Suriamukti saja, tetapi banyak juga dari luar daerah. Sehingga, ketersediaan madu di hutan sangat terbatas," tuturnya.

Selain madu, kata Iwan, pemasaran hasil bumi lainnya di Desa Suriamukti juga tidak mengalami kendala. Banyak pendatang yang membeli hasil bumi Desa Suriamukti.

Berbeda dengan usama madu, menurut penuturan Kabid Perindustrian Diskoperindag Sumedang, Sutisna, sebagian besar pelaku usaha UMKM (usaha mikro kecil menengah) di Kabupaten Sumedang justru mengalami penurunan omzet yang cukup drastis.

Baca Juga: Eratkan Tali Persahabatan, Tiongkok Kembali Kirim Bantuan Alat Kesehatan Covid-19 untuk Indonesia

Berdasarkan laporan dari para pelaku usaha, Sutisna menuturkan bahwa penurunan omzet bahkan sampai di bawah 50 persen.

Sebagai contoh, kata Sutisna, pengrajin makanan teng teng asal Cikoneng Ganeas harus menelan kerugian sebab banyak pedadang mengembalikan barang dangannya karena sepi pembeli.

Menurut laporan baru dari salah satu pelaku usaha, tahun ini, dia harus menghadapi kenyataan bahwa usahanya merugi puluhan juta.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Humas Pemkab Sumedang

Tags

Terkini

Terpopuler