Inilah Daerah yang Mengalami Keretakan Akibat Gempa Sumedang Menurut Badan Geologi

2 Januari 2024, 21:02 WIB
Inilah Daerah yang Mengalami Keretakan Akibat Gempa Sumedang Menurut Badan Geologi /Antara/Raisan Al Farisi/

BANDUNGRAYA.ID - Badan Geologi di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah merampungkan penyelidikan serius serta menghimpun informasi terkait keretakan tanah dan kerusakan akibat gempa bumi yang baru saja melanda Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Pernyataan resmi Badan Geologi menyebutkan bahwa hasil penyelidikan awal menunjukkan adanya indikasi keretakan tanah yang membentang dari arah timur laut hingga barat daya.

Kawasan terdampak diketahui berada pada kedalaman muka air tanah antara 1,5 hingga 3 meter dari permukaan tanah.

Baca Juga: RESMI! 222 Warga Cirebon yang Memiliki Gangguan Jiwa Bisa Nyoblos pada Pemilu 2024, Kenapa?

Peristiwa gempa yang mencengkeram Kabupaten Sumedang pada tanggal 31 Desember 2023, menggemparkan wilayah itu sebanyak tiga kali, dengan magnitudo berturut-turut 4,1, 3,4, dan 4,8.

Hanya sehari setelahnya, pada 1 Januari 2024, gempa lain dengan magnitudo 4,5 kembali mengguncang wilayah tersebut. Dampak dari serangkaian gempa ini menyebabkan sekitar 400 rumah mengalami kerusakan dan sekitar 500 orang terpaksa mengungsi ke tempat aman.

Baca Juga: Gempa di Sumedang Picu Bencana di Kabupaten Bandung Saat Malam Tahun Baru, BPBD Sampaikan Kondisinya

Badan Geologi dalam kesimpulannya menyatakan bahwa kerusakan yang terjadi tidak bersifat masif terhadap sarana dan prasarana publik di Kabupaten Sumedang. Namun, beberapa laporan melaporkan kerusakan ringan pada pemukiman Babakan Hurip.

Melalui data Badan Geologi, diketahui bahwa Sumedang secara umum terdiri dari tanah sedang (kelas D) dan tanah keras (kelas C).

Struktur geologi di wilayah ini didominasi oleh endapan kuarter berupa batuan hasil rombakan gunung api seperti breksi gunung api, lava, dan tuff, serta endapan danau. Beberapa batuan rombakan gunung api tersebut sudah mengalami proses pelapukan.

Endapan kuarter yang bersifat lunak, lepas, dan belum kompak, memperkuat dampak guncangan gempa bumi.

Oleh karena itu, wilayah ini menjadi rawan terhadap gempa bumi. Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman data dari BMKG, diperkirakan bahwa gempa ini disebabkan oleh aktivitas sesar aktif, khususnya Sesar Cileunyi - Tanjungsari.

Hendra Gunawan, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), menjelaskan bahwa Sesar Cileunyi - Tanjungsari adalah sesar mendatar mengirim yang tersebar mulai dari selatan Desa Tanjungsari ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles.

Sesar ini memiliki nilai laju geser berkisar antara 0,19 hingga 0,48 milimeter per tahun.***

Editor: Resa Mutoharoh

Tags

Terkini

Terpopuler